Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Paser Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Malaysia-Indonesia-Kolombia akan Sikapi Kebijakan Perancis Atas Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Desember 2018 - 19:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Malaysia dijadwalkan bertemu dengan Indonesia dan Kolombia di Jakarta pada Februari 2019 untuk membahas keputusan Dewan Nasional Perancis untuk menghapuskan pemakaian minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel.

Menteri Industri Utama Malaysia Teresa Kok mengatakan keputusan Dewan Nasional Perancis menjadi tantangan bagi sejumlah produsen minyak sawit, seperti Indonesia, Malaysia dan Kolombia di tengah tanda-tanda membaiknya harga minyak sawit menjadi RM2.000 per ton.

“Guna memastikan industri minyak sawit tetap kuat, kami akan terus mendorong petani kecil untuk mendapatkan sertifikat Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO)," kata Kok seperti dilansir Bernama akhir pekan lalu.

“Saya menemukan fakta bahwa banyak petani kecil yang tidak paham betapa pentingnya MSPO dalam industri minyak sawit, yang akan menaikkan standar minyak sawit ke level terbaik global," ungkapnya.

Dalam sidangnya pada 19 Desember, Dewan Nasional Perancis melakukan pemungutan suara untuk mengakhiri pemberian insentif pajak untuk minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel pada 2020 dan memutuskan untuk memperlakukan biodiesel berbasis sawit sebagai bahan bakar biasa dan bukan lagi bahan bakar ramah lingkungan.

Kok mengatakan sertifikasi akan mqmpu meredam kampanye negatif terhadap minyak sawit di Uni Eropa dan negara-negara Barat.

Kok juga mendesak diterapkannya praktik perdagangan yang adil dengan Perancis karena produsen minyak sawit seperti Malaysia dan Indonesia selama ini mengimpor makanan dan berbagai teknologi dari negara-negara Uni Eropa, termasuk Perancis. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru