Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Yalimo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mengintip Kinerja Astra Agro 2018

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 11 Januari 2019 - 12:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Rencana India yang menurunkan bea masuk impor minyak sawit alias Crude Palm Oil (CPO) di awal tahun ini, tidak berdampak terhadap kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) karena perseroan belum melirik pasar ekspor.

"Saat ini, kami belum ada ekspor CPO. Pasar CPO AALI adalah domestik," kata Vice President of Communication AALI, Tofan Mahdi, di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Penjualan AALI pada periode Januari hingga September 2018 naik 10,16% year on year (yoy) menjadi Rp13,76 triliun dari Rp12,49 triliun.

Penjualan AALI ditopang oleh produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya yang menyumbang 87,55% pendapatan emiten hingga kuartal III 2018. Kemudian produk inti sawit dan turunannya menyumbang 11,34% pendapatan dan produk lainnya sebesar 1,1%.

Lebih rinci lagi, penjualan CPO dan turunannya hingga kuartal III 2018 senilai Rp12,05 triliun, naik 14,44% dari yoy di Rp10,53 triliun.

Kemudian, penjualan inti sawit dan turunannya senilai Rp1,56 triliun, turun 19,285% dari yoy Rp1,93 triliun. Dan penjualan lainnya senilai Rp151,58 miliar, naik signifikan 400,49% dari yoy Rp30,29 miliar.

Pelanggan utama dari AALI dicatat adalah PT Musim Mas yang melakukan transaksi hingga Rp9,42 triliun atau setara 68,44% keseluruhan penjualan AALI. Asal tahu, PT Musim Mas menjadi salah satu dari 19 perusahaan yang menyuplai bahan baku biofuel dalam kebijakan mandatori biodiesel 20%.

Dari sisi wilayah, total kontribusi penjualan CPO dari kebun sawit yang ada di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi hingga triwulan III 2018 sebesar Rp20,24 triliun atau naik 7% dari Rp18,90 triliun pada periode yang sama 2017.

Adapun penjualan CPO dari Sumatera di kuartal III 2018 sebesar Rp5,44 triliun atau turun 10% dari Rp6,07 triliun pada kuartal III 2017.

Untuk wilayah Kalimantan naik 28% year on year (yoy) menjadi Rp7,23 triliun dari Rp5,62 triliun. Sementara dari Sulawesi menyumbang Rp7,55 triliun atau naik 5% yoy dari Rp7,21 triliun.

Berita Terbaru