Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Nias Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Meski Turun, Target CPO Tetap di RM2.351 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 31 Januari 2019 - 15:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Rentetan panjang laju penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka memang terhenti pada Selasa (29/1/2019) seiring dengan melemahnya harga minyak kedelai di Chicago.

Tapi apiknya kinerja ekspor, diyakini menjadi sentimen positif bagi komoditas ini.  Harga CPO berjangka untuk kontrak April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange yang sempat dibuka di level RM2.327, kemudian turun 1,2 persen menjadi RM2.300  ($559,47) per ton. 

Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun untuk dua sesi berturut-turut pada Selasa akibat kekhawatiran terhadap meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China dan membaiknya cuaca di Brazil. Harga minyak kedelai untuk kontrak pengiriman Maret di Chicago melemah 0,6 persen. 

"Minimnya katalis baru dan pasar juga memfaktorkan penguatan tipis harga minyak mentah dunia," kata pelaku pasar di Jakarta.

Menurut dia, data ekspor positif dari surveyor gagal membangkitkan sentimen karena pasar sudah memfaktorkan hal ini.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-25 Januari 2019 tumbuh 12 persen menjadi 1.207.619 ton dari 1.078.274 ton pada periode yang sama bulan sebelumnya, menurut data Societe Generale de Surveillance.

Namun demikian, analis pasar untuk komoditas dan energi dari Reuters, Wang Tao, masih menargetkan harag CPO di level RM2.351 per ton setelah stabil di atas level resistance sebelumnya di RM2.322.

Untuk harga minyak nabati jenis lain, kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Mei di Dalian Commodity Exchange naik 0,3 persen, sedangkan harga minyak sawit untuk kontrak Mei di Dalian stagnan.

Untuk diketahui, harga minyak sawit terpengaruh oleh pergerakan harga minyak kedelai, karena kedua minyak nabati ini bersaing di pasar global. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru