Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Indramayu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Napi Ribut di Lapas Karena Merasa tak Dimanusiakan

  • Oleh bella rhomadani
  • 03 Februari 2019 - 08:18 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Puluhan narapidana (napi) di Lapas Perempuan Palangka Raya Jalan Tjilik Riwut Km 40, membuat keributan di dalam Lapas.

Keributan yang terjadi pada Sabtu (2/2/2019) itu diduga dipicu karena para napi merasa tidak dimanusiakan oleh pihak Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). 

Keributan bermula pada Jumat (1/2/2019) sekitar pukul 14:00 WIB para petugas lapas melaksanakan briefing dan pintu sel dikunci. Hal itu menyebabkan 44 napi terdiri dari napi kasus Tipiter korupsi tujuh orang, napi tindak pidana umum empat orang, napi tindakan pidana narkotika 33 orang ribut. Keributan itu berlangsung cukup lama hingga pukul 22:00 WIB keributan baru mereda. 

Tapi pada Sabtu pagi keributan kembali terjadi. Bahkan keributan itu dibumbui aksi anarkistis dengan membakar matras tempat tidur, dan melempari perkakas dapur kepada petugas lapas.

Para napi juga merasa pelayanan dan fasilitas beribadah sangat terbatas. Akhirnya keributan tersebut dapat ditangani petugas lapas dengan bantuan aparat Polres Palangka Raya. 

"Berhasil kita redam keributan ini. Kita juga melakukan negosiasi dengan para napi perempuan tersebut. Kita fasilitasi, dengan disaksikan pihak lapas," ujar Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar, didampingi, Kabag Ops Kompol Purwanto, Kasat Sabhara Iptu R Sony, Kapolsek Bukit Batu Ipda Arif, dan Kalapas Perempuan Palangka Raya, Dyah Wandasari, usai keributan, Sabtu.

Timbul menerangkan, meskipun tidak ada korban jiwa, keributan mengakibatkan barang-barang di Lapas berhamburan serta sisa-sisa matras terbakar. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kanwil Kemenkumham Kalteng untuk menangani kejadian ini. 

"Tidak ada korban jiwa. Hasil pemeriksaan memang ada matras dan kasur yang dibakar di lapangan Lapas ini. Mereka para napi memang ada beberapa tuntutan sehingga melakukan keributan ini, " jelas Timbul. 

Ia mengungkapkan, salah satu tuntutan napi ialah keterbatasan fasilitas. Namun benar saja, menurut Timbul, Lapas Perempuan Palangka Raya ini belum lama beroperasi dan sejumlah fasilitas masih dalam tahap pengadaan. 

"Lapas inikan baru, jadi wajar masih ada yang kurang. Kita akan berkoordinasi agar ada solusi terkait tuntutan tahanan ini. Ini baru,  dan beberapa fasilitas sedang berjalan dipenuhi. Mungkin mereka juga kaget, dipindahkan ke sini," tutur Kapolres lulusan Akpol 1998 ini. 

Berita Terbaru