Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Babak Baru Serangan UE Terhadap Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 07 Februari 2019 - 10:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Uni Eropa (UE) saat ini tengah mengupayakan untuk memasukkan pasal tentang kriteria deforestasi dalam undang-undang terbaru yang mendefinisikan minyak sawit sebagai komoditas berisiko tinggi terhadap lingkungan. 

Untuk itu, Menteri Industri Utama Malaysia, Teresa Kok, mendesak UE untuk menghapuskan pasal yang dinilai mendiskreditkan minyak sawit tersebut.

Untuk diketahui, UE sedang mempertimbangkan mendefinisikan minyak sawit sebagai “High Risk” atau berisiko tinggi dalam undang-undang yang akan diterbitkan bulan ini.

Malaysia melihat pelabelan minyak sawit sebagai “High Risk” adalah upaya untuk melarang minyak sawit, dan “Phase Out” atau penghapusan minyak sawit juga sebagai upaya melarang komoditas ini.

“Sangat disarankan bagi Uni Eropa untuk menghapus Kriteria Deforestasi. Jika tidak, itu akan berisiko mengganggu hubungan dengan ASEAN. Kebijakan tersebut jelas sebagai bentuk diskriminasi untuk melawan Malaysia dan negara-negara tetangga kami, selain juga melanggar perjanjian perdagangan internasional," kata Kok seperti dilansir Bernama medio pekan ini.

Menurut dia, Pemerintah Malaysia juga berniat untuk melakukan tindakan balasan yang menyasar produk-produk dan ekspor utama dari Uni Eropa, termasuk sejumlah brand mewah dan barang-barang manufaktur.

Eropa dan ASEAN sebenarnya memiliki jalinan erat dan saling menguntungkan. Tapi Kriteria Deforestasi merupakan serangan langsung terhadap hubungan apik ini, dan menunjukkan upaya untuk melecehkan regulasi perdagangan internasional. 

Dengan alasan inilah, menurut Kok, Malaysia bersama para mitranya di ASEAN, tidak mendukung peningkatan hubungan UE-ASEAN menjadi kemitraan strategis dalam pertemuan tingkat menteri UE-ASEAN di Brussels, Belgia, belum lama ini.

Terlebih lagi, Eropa baru saja menyetujui kedelai AS sebagai komoditas berkelanjutan setelah terjalin kesepakatan dengan Presiden AS Donald Trump. Dari sini, Malaysia berharap UE menerapkan kebijakan yang sama terhadap minyak sawit. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru