Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bone Bolango Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Austindo Tak Henti Penetrasi ke Pasar Ekspor Non-Tradisional 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 13 Februari 2019 - 10:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) terus berupaya untuk melakukan penetrasi ke pasar di negara-negara non tradisional karena potensinya cukup besar.

"Sebelumnya sudah diadakan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan kelapa sawit lainnya, ternyata sudah ada yang melakukan ekspor hingga ke Afrika, ada juga yang ke Pakistan dan Bangladesh juga. Ternyata potensinya memang ada," kata Corporate Secretary PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), Naga Waskita, dalam keterangan tertulisnya medio pekan ini.

Naga optimistis minyak kelapa sawit yang diproduksi oleh Austindo Nusantara Jaya bisa dengan mudah diekspor ke negara-negara tujuan ekspor alternatif lantaran sudah mengantongi sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di seluruh kebun yang dimiliki.

"Kami memiliki area perkebunan yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Belitung, dan Kalimantan Barat," papar dia.

Dalam waktu dekat, lanjut Naga, akan dibuka pula area perkebunan baru di Papua Barat. "Saat ini sudah dibangun, masih proses," ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan potensi penurunan ekspor ke wilayah Uni Eropa, perseroan berusaha untuk meminimalkan dampaknya terhadap kinerja ekspor. Adapun kebijakan Uni Eropa (UE) yang menerbitkan aturan teknis atau Delegated Act terkait Renewable Energy Directive (RED) II bakal berdampak luas pada ekspor minyak kelapa sawit (CPO). Kebijakan ini dinilai mendiskriminasi produk CPO dari bahan bakar ramah lingkungan.

"Kami tengah mencari jalan alternatif untuk meminimalisir dampak penolakan CPO di benua biru tersebut. Pasar ekspor CPO di China dan India menjadi salah satu alternatif," kata Naga.

Naga menilai kebijakan yang diambil Uni Eropa tersebut membuat pihaknya harus memutar otak untuk mencari negara tujuan ekspor alternatif.

"Tentu tidak hanya kami, semua perusahaan kelapa sawit lain di Indonesia juga terpengaruh, kami sekarang mencoba menggali lagi pangsa pasar yang belum tergarap di China dan India," papar dia.

Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terbesar pada tahun lalu masih dipegang oleh India dengan total pengiriman sebesar 6,71 juta ton. Lalu untuk China di tahun yang sama telah mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia sebesar 4,41 juta ton. 

Berita Terbaru