Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Teluk Wondama Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga CPO akan Stabil di Level RM2.303 Tahun Ini

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Februari 2019 - 13:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan bergerak stabil tahun ini di kisaran rata-rata RM2.303 (US$565) per ton, sedangkan produksi global diestimasi naik 3 juta ton.

"Produksi minyak sawit global diproyeksikan di angka 72 juta ton, dengan Malaysia dan Indonesia tetap sebagai produsen terbesar dunia," menurut estimasi Malaysian Palm Oil Council (MPOC) dalam laman resminya,

Peningkatan produksi dapat menahan laju penguatan harga CPO yang terjadi belakangan ini, yang mulai pulih setelah menyentuh level terendah pada RM1.940 per ton pada November 2018 lalu.

Harga CPO berjangka untuk kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup menguat 0,6 persen menjadi RM2.286 ($559,88) per ton, Senin (18/2/2019). 

Selama perdagangan awal pekan ini, harga CPO berjangka bergerak menguat, yang merupakan penguatan kedua dalam tiga sesi perdagangan terakhir. Hal itu didukung menguatnya harga minyak nabati jenis lain dan estimasi menurunnya produksi.

MPOC juga memperkirakan bahwa produksi minyak sawit Malaysia akan naik menjadi 20,2 juta ton pada 2019, sementara produksi Indonesia mencapai 42,8 juta ton.

Malaysia memproduksi 19,5 juta ton minyak sawit tahun lalu, sedangkan produksi Indonesia pada 2018 berada di angka 42 juta ton, demikian proyeksi dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Produksi minyak sawit Malaysia diprediksi naik seiring mulai matangnya tanaman sawit di sejumlah area tanam baru. Tapi peningkatan itu terbatas karena banyak tanaman yang sudah tua dan kemungkinan terjadinya fenomena El Nino pada 2019, yang akan menurunkan produksi.

"Produksi Indonesia diprediksi mencapai rekor tinggi sebesar 42,8 juta ton pada 2019 berkat membaiknya kondisi cuaca dan mulai matangnya tanaman sawit," sebut MPOC.

Ekspor minyak sawit pada 2019 juga diestimasi meningkat pada 2019, seiring dengan proyeksi kenaikan permintaan dari beberapa negara pengimpor utama, terutama India.

Berita Terbaru