Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Gowa Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis Beri Outlook Cerah Bagi Emiten Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Februari 2019 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sinarmas Sekuritas menilai, harga jual Kelapa Sawit dan turunannya atau minyak sawit mentah (CPO) justru diperkirakan naik, sebagai dampak adanya titik keseimbangan permintaan dan penawaran komoditas ini untuk beberapa tahun mendatang. 

"Peningkatan harga ditopang atas dukungan regulasi dari pemerintah Indonesia dan Malaysia seperti pembebasan pungutan ekspor CPO. Program mandatori biodiesel yang menaikkan campuran biodiesel menjadi 20% terhadap untuk diesel non subsidi yang telah digelontorkan pemerintah sejak tahun lalu akan menaikkan permintaan minyak sawit ini, kami memberikan proyeksi bullish terhadap industri CPO dengan perkiraan kenaikan rata-rata harga jualnya tahun ini berada di level RM2.000-2.500 per ton," kata tim riset Sinarmas Sekuritas awal pekan ini.

Berdasarkan data terbaru USDA, produksi CPO Indonesia diharapkan mencapai 41,5 juta ton pada 2018 dan 2019. Sedangkan Malaysia diperkirakan memproduksi sebanyak 20,5 juta ton CPO atau dengan pertumbuhan sebesar 4,1% tahun ini. 

Moderatnya kenaikan produksi dipengaruhi atas terbatasnya penanaman areal perkebunan kelapa sawit baru dalam beberapa tahun terakhir setelah moratorium pembukaan lahan sawit sejak 2011.

Sedangkan permintaan CPO global diperkirakan meningkat sekitar 6,7% tahun ini atau hampir sama dengan perkiraan tahun lalu. Hal ini membuat suplai CPO dunia akan cenderung lebih rendah dibandingkan permintaan, sehingga berpeluang menaikkan harga jualnya.

Peningkatan permintaan CPO, menurut riset Sinarmas Sekuritas, juga didukung atas penurunan penurunan bea masuk impor sawit Indonesia dari sebelumnya 44% menjadi 40% mulai awal tahun ini. Di waktu bersamaan, Indonesia juga sedang melakukan pembicaraan secara intensif dengan pemerintah India untuk menurunkan bea masuk impor komoditas ini.

"Kami melihat bahwa penurunan pajak impor CPO akan menaikkan permintaan dan akhirnya memberikan sentimen positif terhadap industri sawit. Sebab, India tercatat sebagai negara importir CPO besar dunia," paparnya.

Berbagai faktor tersebut mendorong Sinarmas Sekuritas utnuk memberikan prospek overweight untuk saham emiten perkebunan kelapa sawit dan CPO. Rekomendasi ini menggambarkan cerahnya prospek industri ini, seiring dengan terbukanya peluang kenaikan harga jualnya. 

Sedangkan saham pilihan sektor ini adalah saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp14.900 dan saham PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) dengan target harga Rp1.600. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru