Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Astra Agro Alokasikan Capex Rp1,5 Triliun Tahun Ini

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 22 Februari 2019 - 09:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,5 triliun pada 2019 dan sebagian besar akan digunakan untuk perawatan pohon kelapa sawit yang belum menghasilkan.

"Belanja modal pada tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp1,7 triliun. Anggaran disebut lebih rendah karena perseroan telah menyelesaikan pembangunan pabrik baru," kata Presiden Direktur Astra Agro Lestari (AALI), Santosa, di Jakarta akhir pekan ini.

Tahun ini, menurut Santosa, untuk capital expenditure (capex) senilai Rp1,5 triliun dipergunakan untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan senilai Rp700 miliar, peningkatan kapasitas pabrik senilai Rp150 miliar, dan sisanya untuk perawatan infrastruktur seperti jalan, rumah, jembatan, dan lain-lain.

"Kapasitas pabrik milik AALI sebesar 1.525 ton per jam, dengan utilisasi sekitar 80%-85%. Saat ini, perseroan mengelola 285.024 hektare (ha) kebun sawit yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi," papar dia.

Dari 285.024 ha luas kebun sawit, AALI mengelola 218.409 ha kebun inti dan 66.615 ha kebun plasma. Selain mengelola kebun inti dan plasma, perseroan juga mengelola kebun kemitraan.

Pada 2018, Astra Agro memproduksi 5,7 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) atau naik 10,2% dibandingkan dengan 2017.

Produksi CPO juga meningkat sebesar 18,5% pada 2018 dibandingkan 2017. Perseroan tercatat memproduksi CPO sebesar 1,9 juta ton pada tahun lalu, di atas realisasi tahun sebelumnya sebanyak 1,6 juta ton.

Sementara itu, produksi kernel AALI juga mengalami peningkatan sebesar 18% dibandingkan 2017. Pada 2018, produksi kernel AALI sebesar 420.900 ton sedangkan pada tahun sebelumnya sebanyak 356.600 ton.

Pada sektor hilir, Astra Agro memproduksi 327.600 ton olein pada 2018 atau meningkat 16,1% dari 2017 yang sebanyak 282.200 ton. Adapun palm kernel oil mengalami penurunan sebesar 38,2% dibandingkan capaian 2017. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru