Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ramadan Belum Mampu Dongkrak Permintaan Minyak Sawit 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 04 Maret 2019 - 13:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sepertinya Indonesia dan Malaysia jangan terlalu berharap banyak pada Uni Eropa untuk ekspor minyak sawit, karena para pembeli di kawasan itu akan memangkas besar-besaran dan jangka panjang untuk impor minyak sawit.

Pemicunya masih sama, yakni dampak dari maraknya kampanye hitam yang dialamatkan kepada industri minyak sawit, yang dituding sebagai pemicu deforestasi, kata pelaku pasar di Jakarta, Senin (4/3/2019).    

"Negara-negara Eropa dapat menerapkan lebih banyak pembatasan terhadap minyak sawit. Dan para importir tak mau ambil risiko dengan situasi seperti ini," katanya.

Di saat yang sama, negara-negara Eropa juga membeli kedelai lebih banyak dari biasanya pada tahun lalu di tengah kondisi perang dagang antara AS vs China, dan meningkatnya produksi minyak kedelai di kawasan tersebut dapat mengurangi kebutuhan impor minyak nabati jenis lain secara keseluruhan.

Perang dagang juga memicu ketidakpastian terhadap permintaan minyak sawit China, dan bila terjadi kesepakatan dagang dengan AS, maka negeri itu akan mengimpor lebih banyak kedelai dari AS seraya mengurangi impor minyak sawit. 

"Kami belum tahu bagaimana perang dagang ini akan berakhir. Bagi China, ini masih menjadi tanda tanya," kata Ivy Ng, kepala riset perkebunan di CIMB Investment Bank. 

Sementara itu, permintaan minyak sawit di Pakistan, Turki dan Mesir diperkirakan meningkat menjelang Ramadan. Namun, permintaan itu sudah diantisipasi karena itu menjadi tren musiman, sehingga tidak akan memicu pertumbuhan permintaan lebih besar.

Dibandingkan tahun lalu, daya beli saat ini untuk minyak sawit lebih baik, yang didorong oleh menguatnya nilai tukar dan rendahnya harga minyak sawit.

"Harga minyak sawit sekarang sangat rendah dibandingkan dengan tahun lalu, sehingga meningkatkan daya beli dari Pakistan," kata seorang pelaku pasar di Pakistan.

Meski ada penambahan pembelian terkait Ramadan, secara keseluruhan permintaan minyak sawit dunia sepertinya akan menurun dibandingkan tahun lalu yang berada di angka 73,4 juta ton, yang didorong oleh penurunan bea masuk dari India, Eropa dan China, yang bersama-sama menyumbang 46 persen dari total impor tahun lalu. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru