Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Manokwari Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Permintaan Minyak Sawit Dunia akan Terpukul

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 04 Maret 2019 - 13:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Permintaan minyak sawit dunia diperkirakan mengalami kontrak kontraksi untuk pertama kalinya dalam dua dasawarsa selama musim panen 2019/20.

Kondisi itu dipicu oleh meningkatnya pasokan domestik di negera pengimpor utama, yakni India, dan melambannya permintaan di Eropa dan China, kata pelaku industri seperti dikutip Reuters.

Para trader di India memperkirakan kinerja impor akan bergerak mendatar hingga naik tipis tahun ini seiring dengan kejatuhan produksi oilseed yang akan memacu meningkatnya pasokan minyak nabati domestik.

Di Uni Eropa, para pembeli mulai mengurangi permintaan terhadap minyak sawit akibat sentimen dari tudingan minyak sawit memicu deforestasi, sedangkan perang dagang antara AS vs China telah menyebabkan ketidakpastian terhadap potensi permintaan di China.

Adapun harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka merosot hampir 8 persen pada Februari, yang dipengaruhi oleh meningkatnya stok dan lesunya permintaan. 

"Secara keseluruhan ketersediaan minyak nabati di India akan jauh lebih tinggi, yang akan mengurangi ketergantungan kami terhadap minyak nabati impor," kata Atul Chaturvedi, direktur di Adani Wilmar Ltd.

Produksi rapeseed, yang menjadi alternatif untuk minyak sawit, sepertinya akan mencapai rekor tertinggi di angka 8 juta ton, ujar B.V. Mehta, Executive Director di Solvent Extractors Association of India.

Namun demikian, rendahnya harga dan menurunnya bea masuk, diperkirakan akan mendorong impor ke India pada 2019, tetapi pembelian itu akan terganggu dalam jangka pendek oleh musim dingin, yang akan mengurangi penggunaan minyak sawit di belahan bumi utara. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru