Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Lesunya Permintaan Bakal Persulit Gerak CPO 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 13 Maret 2019 - 03:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harapan akan positifnya pergerakan harga minyak sawit mentah (CPO) sepertinya sulit terwujud dalam waktu dekat ini di tengah munculnya perkiraan adanya perlambatan permintaan di pasar minyak sawit global sepanjang 2019 hingga tahun depan.

Pemicu kondisi itu adalah meningkatnya produksi minyak nabati (minyak masak) di India, yang notabene adalah negara pengguna minyak masak terbesar di dunia.

"secara umum pasokan minyak masak di India akan lebih tinggi, dan itu akan mengurangi ketergantungan terhadap minyak masak impor," ujar Athul Chaturvedi, Direktur Adani Wilmar Ltd, salah satu perusahaan minyak nabati terbesar di India. 

"Impor minyak masak India akan berada pada level yang sama dengan tahun lalu," katanya.

Faktor lain yang dapat menghambat laju permintaan minyak sawit adalah kampanye negatif terhadap minyak sawit yang dituding sebagai pemicu deforestasi. Akibatnya, ekspor minyak sawit dan produk turunannya ke Uni Eropa menjadi terhambat.

Menurut seorang pelaku pasar di Jakarta, Selasa (12/3/2019), Uni Eropa semakin memperketat impor minyak sawit dari negara-negara yang dituding melakukan praktik pengelolaan lahan sawit yang memicu deforestasi.

Pergerakan negatif minyak nabati jenis lain yang menjadi pesaing sawit, yakni minyak kedelai, juga menjadi penghambat laju CPO, karena keduanya bersaing di pasar global. Harga minyak kedelai kontrak Mei di Chicago awal pekan ini turun 0,03%. (NEdelya RAMADHANI/m)

Berita Terbaru