Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Timor Tengah Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemilih Satu KK Beda TPS, ini Penjelasan KPU Lamandau

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 16 April 2019 - 22:02 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Sejumlah masyarakat Kabupaten Lamandau dalam tiga hari terakhir banyak yang mempertanyakan soal tempat pemungutan suara (TPS) yang dinilai cukup membingungkan. Seperti ada calon pemilih yang tergabung dalam satu kartu keluarga (KK), namun mencoblos di TPS berbeda, bahkan lokasinya berjauhan.

Menyikapi hal itu, Ketua KPU Lamandau Irwansyah mengatakan bahwa fenomena TPS yang berbeda meski dalam keluarga atau KK yang sama pada pemilu kali ini memang sangat dimungkinkan.

Hal itu disebabkan adanya pembatasan pemilih tetap di setiap TPS yang jumlahnya tidak boleh lebih dari 300 orang. 

"Pada pemilu sebelumnya tidak ada pembatasan jumlah pemilih untuk setiap TPS, sehingga pemilih dalam satu KK atau satu keluarga TPS-nya sama. Adapun untuk kali ini jumlah DPT per TPS-nya dibatasi 300 orang. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada pemilih yang TPS-nya dipindah karena DPT TPS sebelumnya lebih dari 300 orang," jelasnya. 

Irwansyah menyebutkan, pembatasan jumlah pemilih untuk tiap TPS merupakan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan KPU dengan pertimbangan efisiensi waktu.

"Pemilu serentak tahun ini surat suaranya ada lima jenis. Ini pertama kali. Nah, atas pertimbangan efisiensi waktu, sehingga jumlah pemilih (DPT) per TPS-nya dibatasi menjadi 300 orang," katanya. 

Di tempat terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Lamandau Tommy Hermal Ibrahim, mengaku sulit memahami alasan pemecahan tempat memilih bagi pemilih dalam satu KK atau satu keluarga yang sama. 

"Kalau memang jumlah DPT per TPS dibatasi tidak lebih dari 300 orang, kenapa harus memecah yang satu KK atau keluarga Kalau memecah yang satu KK atau satu keluarga dengan penempatan TPS yang berjauhan justru menurut saya menyulitkan, belum lagi bagi pemilih yang tidak dapat form C6. Kan sulit mencari TPS-nya. Alih-alih kita ingin partisipasi pemilih meningkat, tapi kok begini," ujarnya. 

Meski begitu, Tommy berharap fenomena ini tidak menyurutkan calon pemilih untuk tetap menyalurkan hak pilih. Terlebih, pemilu kali ini adalah sejarah baru bagi wajah demokrasi Indonesia. (HENDI NURFALAH/B-3)

Berita Terbaru