Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

India Potensi Naikkan Lagi BM Minyak Nabati

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 18 April 2019 - 11:55 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Selama Maret, impor minyak nabati India mengalami peningkatan, terutama minyak sawit olahan dari Malaysia.

Sekilas kondisi ini bagus bagi prospek minya sawit, meski sebenarnya dapat menjadi pukulan bagi komoditas ini. Pasalnya, membanjirnya impor minyak sawit olahan di Negeri Hindustan itu telah membuat petani dan pelaku industri minyak masak lokal terganggu.

Untuk itu, Solvent Extractors' Association of India (SEA) mendesak besaran selisih bea masuk (BM) antara minyak mentah dengan olahan ditingkatkan demi melindungi petani dan pelaku industri minyak masak lokal.

Berdasarkan data, impor minyak masak/makan India naik menjadi 1,3 juta ton pada Maret 2019 dari 1,1 juta ton. Sedangkan impor minyak non-masak melonjak 53.302 ton dari 23.366 ton.

"Pemerintah India mulai 1 Januari 2019 telah memangkas bea masuk untuk minyak sawit dan juga menurunkan selisih bea masuk antara minyak sawit mentah dengan olahan dari 10 persen menjadi 5 persen untuk palm olein yang diimpor dari Malaysia," kata SEA.

"Sebagai antisipasi, apa yang dikhawatirkan telah terjadi dan India dibanjiri RBD (refined, bleached and deodorised) palm olein dari Malaysia. Penurunan perbedaan bea masuk antara CPO dan Palmolein dari Malaysia telah memicu impor RBD palmolein naik dari 1,3 juta ton pada Desember 2018 menjadi 3 juta ton pada Maret 2019," sebut SEA.

Seorang pelaku pasar di Jakarta, Kamis (18/4/2019), menyebut kondisi ini akan memberikan dampak negatif besar terhadap pendapatan petani India, sehingga muncul desakan agar disparitas bea masuk harus berada di angka 10 persen 10 persen antara CPO dan RBD untuk mengatasi masalah tersebut.

"Jika itu diterapkan, tentu akan memberikan sentimen negatif terhadap komoditas andalan Indonesia dan Malaysia ini," ucapnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)
 

Berita Terbaru