Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Bandar Lampung Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kinerja Ekspor Sawit RI Tetap Sehat Kuartal I

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 16 Mei 2019 - 12:06 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kampanye negatif Uni Eropa (UE) terhadap minyak sawit yang tiada henti ternyata tak terlalu berpengaruh pada kinerja ekspor komoditas ini. 

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat kinerja ekspor dan produksi minyak sawit di Indonesia masih tetap tumbuh pada kuartal I-2019 meski diterpa diskriminasi Uni Eropa dan tren harga CPO global yang terus menurun.

Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono menyebutkan kinerja ekspor minyak sawit secara keseluruhan (Biodiesel, Oleochemical, CPO dan produk turunannya) meningkat sekitar 16 persen pada kuartal I-2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari 7,84 juta ton pada kuartal I-2018 menjadi 9,1 juta ton pada kuartal- I 2019.

"Produksi naik, ekspor juga naik meskipun harga komoditas tertekan akibat kondisi perekonomian global. Di tengah kelesuan ini, pasar global kita juga sibuk menghadapi ancaman Eropa untuk menghapuskan kelapa sawit secara bertahap," kata Joko di Jakarta, medio pekan ini. 

Joko menilai dengan kinerja tersebut, ekspor minyak sawit Indonesia masih tetap tumbuh meskipun masih di bawah harapan.

Khusus pada Maret 2019, kinerja ekspor minyak sawit secara keseluruhan (Biodiesel, Oleochemical, CPO dan produk turunannya) membukukan peningkatan 3 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau dari 2,88 juta ton meningkat menjadi 2,96 juta.

Sementara ekspor khusus CPO dan produk turunannya hanya meningkat sangat tipis, yaitu 2,77 juta ton pada Februari 2019, sedikit terkerek menjadi 2,78 juta ton pada Maret 2019.

Sentimen kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) yang akan menerapkan kebijakan penghapusan penggunaan biodiesel berbasis sawit, ini setidaknya telah ikut menggerus kinerja ekspor Indonesia. Selain itu, lesunya perekonomian di negara tujuan utama ekspor, khususnya India juga berdampak sangat signifikan pada permintaan minyak sawit negara tersebut.

Ekspor CPO dan turunannya dari Indonesia ke India membukukan penurunan yang tajam yaitu 62 persen atau dari 516,53 ribu ton pada Februari menurun tajam menjadi 194,41 ribu ton pada Maret.

"Perlambatan pertumbuhan ekonomi India yang hampir memasuki ambang krisis menyebabkan berkurangnya permintaan minyak sawit India baik dari Indonesia maupun Malaysia," kata Joko.

Berita Terbaru