Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Gresik Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Biodiesel RI Efektif, Malaysia Bakal Mengekor

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 28 Mei 2019 - 13:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di tengah belum stabilnya harga minyak sawit mentah (CPO) akibat berbagai sentimen negatif, seperti perang dagang antara AS dan China serta imbas dari menumpuknya stok, tak ayal harus dicarikan strategi tepat untuk menggairahkan harga. 

Indonesia dikenal sukses menerapkan program mandatori penggunaan biodiesel B20 dan juga sudah bersiap untuk meningkatkan kadar campuran minyak sawit untuk biodiesel menjadi B30 dan bahkan B100. 

Sejumlah analis menilai langkah Indonesia dalam program biodiesel itu sangat efektif dalam menyeimbangkan pasokan dan permintaan. Apalagi saat ini Uni Eropa sudah memiliki kebijakan yang menghapuskan minyak sawit untuk pembuatan biofuel mulai 2030 mendatang. 

Bila kebijakan itu telah diberlakukan, maka salah satu pasar ekspor CPO itu tak lagi seksi di masa mendatang. Untuk itu, penyerapan di dalam negeri sangat ampuh untuk mengatasi mau tersebut. 

Dari situlah Malaysia melihat bahwa mengikuti apa yang telah dilakukan Indonesia bukanlah hal haram. Makanya, negeri jiran itu diperkirakan akan mengizinkan untuk meningkatkan persentase campuran minyak sawit dalam pembuatan biodiesel dalam beberapa tahun ke depan, demikian penjelasan Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, seperti dikutip The Edge Markets awal pekan ini. 

Kementerian tersebut menyatakan pihaknya tengah bekerjasama dengan Kementerian Industri Utama untuk memasukkan program B20/B30 sesuai dengan spesifikasi kendaraan. 

Tujuannya meningkatkan kandungan minimum minyak sawit untuk biodiesel menjadi 20%, dua kali lipat dari level sekarang. Pada Desember, mandatori biodiesel B10 yang diterapkan di Malaysia, juga merupakan peningkatan dari kandungan sebelumnya di angka 7%.

Menteri Perdagangan Malaysia Darell Leiking mengatakan bahwa sebagai ekspotir CPO terbesar dunia, Malaysia dalam posisi untuk memastikan bahwa minyak sawit dapat bermanfaat bagi ekosistem energi dan transportasi. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru