Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Mamuju Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Sektor CPO Positif Untuk Jangka Panjang 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 Juni 2019 - 06:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Dalam beberapa bulan ke depan, sektor minyak sawit (CPO) masih dibayangi oleh peningkatan produksi kedelai dari Argentina dan belum redanya perang dagang antara China dan AS. 

“Namun, kami tetap memberi pandangan positif untuk sektor CPO dalam jangka panjang,” kata analis Samuel Sekuritas, Kamis (20/6).

Ia meyakini rencana B30 di Indonesia yang diimplementasikan pada 2020 dengan estimasi konsumsi tahunan ~ 11 juta ton, akan cukup untuk menggantikan potensi berkurangnya permintaan dari Uni Eropa sekitar 6 juta ton per tahun.

“Kendati demikian, kami menurunkan harga rata-rata CPO untuk tahun ini menjadi RM2.300 dari sebelumnya RM2.550 per ton (merespon harga CPO YTD  hanya di level RM2.160 per ton),” ungkapnya.

Memasuki semester II 2019, harga CPO berpeluang mengalami penguatan dengan harga tertinggi mencapai RM2.450 per ton didukung oleh permintaan musiman yang lebih tinggi pada periode tersebut, implementasi B20 di Indonesia, dan B10 di Malaysia. 

“Untuk tahun depan, kami belum mengubah pandangan kami yakni tetap memperkirakan harga rata-rata di level RM2.500 per ton,” lanjutnya.

Dengan demikian, ia merevisi ke bawah proyeksi laba bersih 2019 sebesar 28% menjadi Rp1,2 trilliun sejalan dengan pelemahan harga jual rata-rata menjadi Rp7.240 per kg atau turun 4,5% dari estimasi sebelumnya). Sementara, estimasi laba bersih tetap di Rp1,48 trilliun dengan volume penjualan yang tumbuh 11% dan harga jual rata-rata yang naik 9%.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk AALI dengan target harga Rp12.500, yang merefleksikan PE 2019 sekitar 21,1 kali,” ujarnya.

Adapun risiko investasi terletak pada usia tanaman perkebunan sawit AALI yang sudah mature (rata-rata berumur 21 tahun), cuaca yang kurang mendukung, dan melemahnya harga CPO. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru