Aplikasi Sistem Pemetaan Suara Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

ISPO, Cara RI Menuju Kemandirian Energi  

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 01 Juli 2019 - 11:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sebagai penghasil minyak sawit terbesar dunia, Indonesia dapat mencapai tahapan menuju kemandirian energi dengan menerapkan praktik pengelolaan komoditas tersebut secara berkelanjutan. 

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang mengatakan industri sawit akan membawa Indonesia mencapai kemandirian energi.

"Siapa yang menguasai energi, mereka akan menguasai dunia. Itu yang membuat negara maju termasuk Uni Eropa khawatir dan akhirnya menghambat perkembangan minyak sawit," kata Togar di sela Seminar Sawit yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI untuk Norwegia di Oslo akhir pekan lalu.

Menurut Togar, komitmen untuk perbaikan tata kelola perkebunan sawit agar sejalan dengan tuntutan tujuan pembangunan berkelanjutan global dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya penguatan sertifikat minyak sawit berkelanjutan melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Sebagai standar tata kelola sawit berkelanjutan di Indonesia, ISPO memiliki kesamaan tujuan dengan standar tata kelola global lain yaitu menekan deforestasi, mengurangi emisi gas rumah kaca dari perubahan fungsi lahan serta kepatuhan terhadap persyaratan hukum lain seperti perburuhan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

"Penguatan ISPO mengadopsi nilai-nilai yang tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan agenda pembangunan dunia yang disepakati di PBB untuk dicapai dunia hingga 2030," katanya.

Selain ISPO, Pemerintah Indonesia juga telah melaksanakan kebijakan moratorium hutan dan lahan gambut. Oleh karena itu, dalam berbagai kesempatan di dalam dan luar negeri, pemerintah bersama pemangku kepentingan berupaya mengampanyekan kelapa sawit sebagai produk strategis yang ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan.

"Produk minyak sawit untuk campuran biodiesel dan industri makanan serta produk turunan lainnya dinilai paling kompetitif dari segi harga dan pasokan dibandingkan minyak nabati lain," kata Togar. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru