Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Metro Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Perkembangan Anak Tanggung Jawab Moral Bersama

  • Oleh Ramadani
  • 30 Juli 2019 - 19:46 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh – Perkembangan anak merupakan tanggung jawab moral dan moril bersama dari pemerintah, stakeholder, dan masyarakat.

Danramil 1013/ 06 - Lahei Kapten Inf Praptomo menjelaskan, pemenuhan gizi yang optimal selama masa 1.000 hari pertumbuhan memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembang anak.

‘Hal ini merupakan tanggung jawab moral dan moril yang sangat besar terhadap kesiapan anak bangsa, khususnya masyarakat Kalteng dalam menatap masa depan,” kata Praptomo mewakili Dandim 1013/Mtw pada kegiatan pendampingan optimalisasi golden period di Puskesmas Lahei II, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Selasa, 30 Juli 2019.

"Harapan kami, kita semua dan stakeholder yang berkaitan bersama-sama mengawal pertumbuhan SDM  sejak bayi agar tumbuh dengan sehat dan cerdas, agar berkualitas."

“Periode 1.000 hari pertama sering disebut periode emas (golden period)   yaitu masa sejak anak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun,” katanya. 

Pada periode ini, terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Periode ini penting karena kurang gizi pada periode emas tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.

“Jika anak kurang gizi, anak tidak cerdas. Karena pertumbuhan otak terhambat. Anak berpotensi menjadi pendek (stunting) karena pertumbuhan jasmani terhambat. Anak akan menjadi lemah dan mudah sakit, dan akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah,” ungkapnya.

Dalam era yang akan datang, lanjut dia,  terutama terkait rencana pemindahan ibu kota pemerintahan Indonesia ke Palangka Raya, SDM Kalimantan Tengah harus siap dan mampu bersaing dalam kompetisi untuk memperebutkan tempat terbaik di berbagai bidang kehidupan. 

Sebagai ilustrasi, dalam penerimaan pendidikan kedinasan, calon dari Kalteng terkadang tersisih dari daerah lain. “Hal ini disebabkan banyak faktor. "Salah satunya terbatasnya potensi diri bawaan dari lahir,” ucapnya. 

Oleh karena itu, momentum hari ini diharapkan bisa jadikan sebagai penggugah kesadaran kolektif bahwa untuk mendapatkan SDM unggul tidak terjadi begitu saja. Namun harus direncanakan dan disiapkan.(RAMADANI/B-3)

Berita Terbaru