Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pelalawan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pelayaran di Kotawaringin Timur Masih Terkendala Dangkalnya Alur Sungai Mentaya

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 06 Agustus 2019 - 13:56 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Hingga saat ini, pelayaran di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih terganggu dangkalnya Sungai Mentaya. Sehingga ada beberapa kapal yang harus menunggu air pasang baru bisa masuk dan sandar di dua pelabuhan yang ada di daerah ini.

"Saat ini ada dua titik Sungai Mentaya yang masih dangkal sehingga hal itu mengganggu pelayaran di daerah ini," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kotim Fadlian Noor, Selasa, 6 Agustus 2019.

Dua titk alur Sungai Mentaya yang dangkal tersebut berada di Desa Serambut dan juga Desa Samuda Besar, tepatnya di depan Pos TNI AL Samuda. Dengan adanya hal itu, maka kapal dengan drap di atas 5,5 meter tidak bisa masuk ke Sungai Mentaya ini.

"Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap sektor kepelabuhan dan juga kedatangan kapal di Kotim ini. Karena pelayaran tidak bisa dilakukan penuh 24 jam. Jika air surut, maka kapal akan labuh jangkar di muara," kata Fadlian.

Dirinya berharap agar pemerintah pusat dan PT Pelindo III bisa mengambil sikap. Apalagi saat ini PT Pelindo III sudah memperbesar dermaga hingga bisa melayani kapal dengan kapasitas 30.000 dead weight ton (DWT). Namun jika alur sungai yang dangkal tidak dikeruk, maka kapal tersebut tidak akan bisa masuk ke Sungai Mentaya.

Sebelumnya, Direktur Teknik PT Pelindo III Joko Noerhuda mengungkapkan, pihaknya akan berupaya melakukan kerjasama dengan Kementerian Perhubungan agar kapal besar bisa masuk ke dermaga di daerah ini. Dengan cara mengeruk alur Sungai Mentaya yang masih dangkal.

"Kami sangat berharap bisa bekerjasama nantinya dnegan kementrian. Sehingga kapal besar bisa masuk sehingga bersampak dengan ongkos per unit kargo semakin efisien," terang Joko saat menghadiri kegiatan di Sampit, kemaren. (MUHAMMAD HAMIM/B-2) 

Berita Terbaru