Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Grobongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Produksi Telur Ayam Ditargetkan Mampu Penuhi 50 Persen Kebutuhan Lokal pada 2022

  • Oleh Wahyu Krida
  • 29 Agustus 2019 - 15:12 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menargetkan 50 persen kebutuhan telur ayam yang dikonsumsi masyarakat setiap hari bisa terpenuhi oleh para peternak lokal pada 2022.

Bupati Kobar Nurhidayah, Kamis, 29 Agustus 2019, mengatakan bahwa saat ini baru sekitar 30 persen kebutuhan telur ayam yang mampu diakomodasi peternak lokal.

"Harapannya dengan dukungan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH), di antaranya dengan menggelar sosialisasi peningkatan investasi usaha peternakan ayam petelur yang sekaligus dirangkaikan dengan deklarasi sentra bisnis kolektif peternakan rakyat (sikoper), upaya ke arah tersebut bisa tercapai," ujar Bupati seusai membuka deklarasi sikoper di Kantor DPKH Kobar.

Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Kobar Yudie Junas, menuturkan mengenai peningkatan jumlah peternak dan target peningkatan produksi hasil ternak.

"Berdasarkan data, kebutuhan masyarakat Kobar terhadap telur ayam setiap hari sekitar  250 ribu butir. Saat ini peternak di Kobar hanya mampu memenuhi sekitar 30 persen," sebut Yudie.

Karena itulah, lanjutnya, mendukung visi misi pemerintahan 5 tahun, pihaknya menargetkan pada 2022 sekitar 50 persen dari kebutuhan telur masyarakat bisa terpenuhi.

"Contohnya untuk peternak ayan petelur di Kobar saat ini, bila dibandingkan dengan tahun lalu, mengalami peningkatan sekitar 125 persen. Tahun lalu peternak ayam petelur cuma 19 orang, tahun ini sudah mencapai 40 peternak," jelas Yudie.

Memurut Yudie, kawasan Desa Pasir Panjang ditargetkan menjadi kawasan pengembangan peternakan ayam.

"Walau demikian, kita masih menunggu regulasi apakah di tempat itu cocok atau tidak menjadi kawasan pengembangan peternakan ayam. Lantaran untuk mewujudkan  hal itu tentunya harus mendapatkan kepastiaan terkait dampaknya terhadap keamanan dan kesehatan lingkungan. Selain itu, apakah masyarakat setempat juga menerima kawasan itu menjadi sentra bisnis peternakan ayam?," sebut Yudie.(WAHYU KRIDA/B-3)

Berita Terbaru