Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Kronologi MR Bunuh Anak Kandung

  • Oleh Arnoldus Maku
  • 01 September 2019 - 18:42 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Tewasnya seorang anak berusia 15 yang dibunuh ayah kandung MR (37) bermula dari perintah sang pelaku untuk menurunkan jagung dari atas motor untuk dikupas oleh ayahnya bersama ibunya di sebuah rumah Kota Palangka Raya, Sabtu 31 Agustus 2019.

"Ko turunkan jagung, mau dikupas sama bapak sama ibu,” perintah pelaku pada anaknya. Tidak merasa keberatan dengan perintah ayahnya, korban sendirian langsung menurunkan jagung yang disimpan pelaku di atas motor.

“Iya pak, aku turunkan,” sahut korban ditiru pelaku. Sebagai balasan karena sudah menurunkan jagung, pelaku dan ibunya memberi uang pada anaknya untuk membeli minuman dan makanan ringan.

Perintah pelaku dituruti korban dengan mendatangi sejumlah warung terdekat hingga terjauh yang ada di kompleks Gang Kenanga.

“Saya dan ibunya memberi duit pecahan Rp 100 ribu untuk beli minuman di warung dekat masjid, tapi tidak ada. Setelah itu dia mencari lagi di warung lain sekitar kompleks,” kisah suami Puryati sedih, Minggu 01 September 2019.

Seusai membeli makanan ringan yang dibelikan, pelaku meminta korban untuk dibagikan juga pada adiknya. Perintah tersebut dituruti korban, namun dengan cara yang tidak etis.

“Ko bagikan juga sama adikmu makanan itu,” perintah ayah 2 anak tersebut kesal. Entah kenapa, korban langsung melemparkan sebagian makanan ringan yang dibelinya pada adiknya lalu kabur. Tidak puas adiknya mengejar korban.

Saat itulah murka amarah pelaku lalu mengambil pisau dan melempar hingga mengenai korban.

“Korban memberinya pakai lempar, makanya saya marah. Lalu saya ambil pisau dan melempar ke arah korban,” jelasnya.

Seusai melempar, pelaku dan istrinya hanya menonton karena mengira tidak terjadi apa-apa. Namun karena melihat korban berteriak, keduanya langsung bergegas membawanya ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya.

“Saya pikirnya tidak apa-apa, tapi pas korban teriak saya langsung mendatanginya. Ternyata lukanya parah. Saya langsung bawanya ke rumah sakit Doris,” kisahnya sedih.

Kurang dari setengah jam dirawat di RSUD, korban yang berusia SMP tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.

Sedangkan pelakunya malah membohongi para tetangga jika anaknya meninggal karena jatuh dan tertikam pisau. Hingga saat ini proses hukum terhadap pelaku yang merupakan ayah kandung korban masih terus dilakukan pengembangan untuk ditindaklanjuti. (ARNOLD/B-6)

Berita Terbaru