Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pembatasan Pembelian Solar Subsidi oleh BPH Migas Dinilai Untungkan Pengusaha

  • Oleh Naco
  • 16 September 2019 - 10:36 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pembatasan penyaluran solar subsidi secara nasional oleh Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan ‎Gas Bumi (BPH Migas) dinilai menguntungkan pengusaha, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Aktivis di Kotim Audy Valent saat bersama para sopir truk material yang mogok kerja, di Jalan Jenderal Sudirman, Km 3, Sampit, mengatakan akibat kebijakan itu truk angkutan material jenis dump tidak diizinkan mengisi solar subsidi.

Sebaliknya truk jenis bak kayu atau bak U diperbolehkan. Padahal truk jenis itu sebagian besar milik pengusaha. Karena mengangkut pupuk, karnel, hingga sawit milik perusahaan besar swasta.

"Penerapan ini kami lihat mengikuti di Pulau Jawa. Namun tidak melihat masyarakat di daerah. Kalau di sana benar saja truk jenis dump digunakan oleh perusahaan. Nah di sini dump masyarakat yang menggunakannya untuk angkutan material," kata Audy, Senin, 16 September 2019.

Ia pun mendesak agar kebijakan itu dievaluasi. Supaya para sopir truk material kebagian solar subsidi. Jika tidak, ia bersama ratusan sopir truk material akan turun ke jalan melakukan aksi besar-besaran.

"Sasaran demo kami nanti adalah DPRD. Kalau begini yang kuasai SPBU truk pengusaha, kami minta dievaluasi," tegasnya.

Pernyataan senada yang disampaikan Jais, sopir truk galian C. Menurut Jais, kebijakan itu sangat merugikan para sopir dump truk. Harusnya yang tidak diperbolehkan truk jenis bak kayu atau U.

"Masyarakat yang jadi korban kalau kami tidak bisa beli solar subsidi. Harga material nanti dampaknya akan naik," tegas Jais.

Ia turut menilai bahwa kebijakan itu melihat kendaraan di Jawa dan Jakarta. "Benar saja kalau dump di sana tidak pakai subsidi karena punya pengusaha. Nah di sini kami masyarakat yang punya masa diminta beli non subsidi," ucapnya.

Di Kotim, jumlah truk meterial mencapai 700 unit. Sebagian besar mogok kerja setelah tidak diperbolehkan membeli solar subsidi. Mogok kerja rencana dilakukan hingga tiga hari ke depan. Jika tidak dievaluasi mereka akan melakukan aksi demo.

Berita Terbaru