BORNEONEWS, Palangka Raya – Selama ini banyak petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menggunakan masker tidak memenuhi standar di lapangan. 

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Endang Sri Lestari, Selasa, 17 September 2019. 

Ia mengatakan, masker yang seharusnya digunakan oleh para petugas berjenis N95. Masker ini memiliki kerapatan yang bagus dan mampu menahan partikel asap. Namun yang selama ini digunakan jusru masker medis biasa yang tidak begitu ampuh dalam menahan partikel debu juga asap.

“Para petugas pemadam kebakaran itu seringnya menggunakan masker biasa kemudian dilapisi lagi dengan kain. Tentunya itu bukan standarnya ya, apalagi mereka ini adalah garis depan dalam melawan api, tentunya itu akan sangat berbahaya,” ujar Endang, Selasa, 17 September 2019.

Ia menambahkan, para petugas tersebut jarang menggunakan masker jenis N95 tersebut karena merasa tidak biasa menggunakan masker tersebut dan dirasa jika masker jenis N95 itu sangat pengap jika digunakan.

“Karena masker itu kerapatannya cukup bagus itu yang membuat para petugas itu merasakan pengap dan kurang nyaman. Daripada mereka tidak pakai masker, jadi kami sarankan mereka untuk menggunakan masker biasa yang dilapisi kain tersebut namun dibasahi juga dengan air sehingga bisa lebih banyak menyaring debu atau partikel lain,” jelasnya.

Selain itu, Dinkes juga rutin melakukan pengecekan kesehatan bagi tiap petugas melalui posko-posko yang telah didirikan. Selain pemeriksaan kesehatan dan juga obat, para petugas tentunya diberikan masker cadangan sehingga para petugas tersebut rutin untuk mengganti masker yang mereka kenakan. (AGUS/B-2)