BORNEONEWS, Buntok - BPBD Barito Selatan mengintensifkan penanganan kebakaran hutan dan lahan. Hal itu seiring peningkatan status dari siaga darurat bencana menjadi tanggap darurat.

Kepala BPBD Barsel, Alip Suraya, penetapan status tanggap darurat ini berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai 20 September hingga 4 Oktober 2019.

"Naiknya status ini pun dikarenakan ISPU sudah berada pada level berbahaya," kata Alip Suraya, Selasa, 24 September 2019.

Dia menjelaskan, dengan naiknya status menjadi tanggap, semua pihak diminta lebih intensif dalam melakukan penanganan.

"Kalau kita memang mau aman, maka di samping upaya pemerintah juga diperlukan partisipasi masyarakat. Tak terkecuali pula pihak perusahaan," ucap dia.

Apalagi, karhutla di wilayah Barsel tidak bisa diprediksi. Bahkan dalam sehari bisa saja terdapat 9 kejadian karhutla pada lokasi berbeda.

Menurutnya, pihaknya yang selalu siaga selama 1x24 jam. Seraya mengharapkan partisipasi semua pihak untuk turun tangan membantu mengatasi karhutla ini. Terlebih sarana dan prasarana milik BPBD Barsel kurang memadai.

Selama ini, BPBD dibantu Damkar Barsel yang memiliki tangki untuk menampung air. Sedangkan BPBD tidak punya.

"Akan sulit untuk memadamkan lokasi kebakaran yang jauh dari sumber air, makanya BPBD perlu tangki air. Sementara menggunakan punya damkar, karena kita masih belum ada," ucap dia.  (URIUTU DJAPER/B-11)