BORNEONEWS, Palangka Raya - Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional ke 59, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Palangka Raya dan sejumlah organisasi melakukan aksi demontrasi di depan kantor DPRD Kalteng, Selasa, 24 September 2019.

Di bawah jubir, Alfrid Dodi, mereka meminta agar pemerintah dan DPRD Kalteng maupun DPR RI untuk peduli terhadap nasib petani di Kalteng khususnya, dan Indonesia umumnya.

"Hidup petani Indonesia, hidup petani Kalteng," teriak Alfrid seraya diikuti oleh ratusan masa pendemo.

Dalam aksi tersebut masa pendemo sangat menyayangkan sistem pertanian di Indonesia yang sampai saat ini masih bersifat tradisional. Upaya pemerintah untuk menyejahterahkan petani dan penguasaan atas lahan yang mereka miliki, seolah hanya menjadi janji manis di momentum politik.

"Apa yang bisa pemerintah dan wakil rakyat lakukan ke depan agar para petani di Indonesia dan Kalteng bisa menjadi petani yang unggul serta profesional," kata aktivis GMKI tersebut.

Lanjutnya, nasib para petani jangan sampai terus dibiarkan hidup di tengah monopoli para pemilik lahan besar. Mereka perlahan dikebiri hak-haknya. 

Demontrasi tersebut diikuti oleh organisasi PMII HMI, WALHI, GMKI, PMKRI, GMNI, dan mahasiswa dari sejumlah kampus di Palangka Raya. Mereka menggunakan atribut dari masing-masing kampus dan organisasi.

Pantauan awak media, demonstrasi yang berlangsung hingga petang tersebut berjalan aman dan damai. (ARNOL/B-11)