Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Membrano Raya Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Unggahan Orangutan Mati Akibat Karhutla Dibantah oleh BKSDA SKW II Pangkalan Bun

  • Oleh Wahyu Krida
  • 25 September 2019 - 16:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Terkait adanya unggahan yang mengabarkan orangutan mati akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), dibantah oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, Dendi Sutiadi.

Bersama pemilik akun Instagram @renggo6fr yang mem-posting kabar tersebut, Dendi menjelaskan kejadian itu memang benar, namun lokasinya di Bontang, Provinsi Kaltim pada 2016 silam.

"Karena belakangan ini di Kabupaten Kobar terjadi kebakaran hutan dan lahan, ditambah lagi pada posting-an itu terdapat lokasi Palingkau, Pangkalan Bun, membuat banyak pihak mengira kejadian ini memang benar di Pangkalan Bun. Padahal tidak," jelas Dendi.

Ditambah lagi banyaknya akun Instagram yang me-repost kabar itu, sehinga viral sampai ke luar negeri.

"Salah satu akun Instagram yang me-repost kabar itu adalah akun @Infokalteng. Hari ini kami di SKW II Pangkalan Bun kebanjiran pertanyaan dari berbagai pihak. Mulai dari Kementerian Kehutanan hingga media," jelas Dendi.

Menurut Dendi, awal mendapatkan kabar itu pihaknya sempat shocked.

"Karena tidak ada satupun rekan dan mitra di lapangan yang melaporkan peristiwa ini. Ternyata setelah ditelusuri kita mendapatkan dokumentasi dan informasi valid bahwa kejadian ini terjadi pada 2016 di Bontang, Kaltim," jelasnya.

Walau demikian, lanjut dia, ketika stafnya menghubungi pemilik akun @renggo6fr yang bersangkutan ternyata kooperatif dan bersedia dibawa ke kantor SKW II Pangkalan Bun, BKSDA  Kalteng untuk meluruskan permasalahannya.

"Pemilik akun yaitu Furkan alias Renggo asal Aceh yang berprofesi sebagai pelatih surfing di Bali dan baru pertama kali berkunjung ke Kobar ini bersedia datang ke kantor kami. Karena yang bersangkutan menyadari kesalahannya dengan meminta maaf dan bersikap kooperatif. Maka kami secara pribadi anggap masalah ini sudah selesai," jelas Dendi.

Terlebih, sebenarnya niat yang bersangkutan datang ke Kabupaten Kobar pada 24 September 2019 tergolong baik.

Berita Terbaru