Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Ngada Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Faktor Harga Karet Anjlok Sejak 2013

  • Oleh Inilah.com
  • 04 Oktober 2019 - 20:36 WIB

BORNEONEWS, Palembang - Banyak faktor yang memicu harga karet anjlok di pasaran internasional sejak 2013. Demikian yang disampaikan Kepala Bidang Pengelolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Rudi Aprian.

Menurut Rudi di Palembang, Jumat, 4 Oktober 2019, salah satu harga karet tidak pernah naik karena kelebihan suplai di pasar ekspor, mengingat terdapat sejumlah negara baru yang menjadi eksportir karet.

Sebelumnya, produksi karet alam dunia hanya berasal dari enam negara penghasil karet alam yaitu Thailand, Indonesia, Vietnam, India, China, dan Malaysia dengan pangsa pasar 85,1%. Kemudian, negara produsen baru muncul belakangan seperti Myanmar, Laos, dan Cambodia.

Selain itu kondisi perekonomian China yang mengalami penurunan akibat dampak perang dagang dengan Amerika Serikat juga turut mempengaruhi penurunan harga karet.

China dan India, masih menjadi negara net importir karet. Sementara, permintaan atas karet global masih didominasi China, Eropa Barat, Amerika Serikat, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. China hingga kini masih mendominasi permintaan akan karet alam global dengan pangsa 40,5% dari konsumsi global.

"Pertumbuhan ekonomi China menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap permintaan karet alam di dunia. Sementara situasi saat ini tidak menguntungkan karena adanya perang dagang," kata dia.

Kemudian, faktor lain yang menyebabkan harga karet anjlok yakni harga karet di pasar berjangka Internasional yakni harga karet yang terbentuk di Singapura (SICOM) menjadi acuan transaksi oleh para pelaku bisnis karet alam.

Selain bursa SICOM, bursa Tokyo (TOCOM), dan Shanghai Future Exchange juga memiliki peran dalam pembentukan harga karet alam dunia. "Sudah lama disinyalir bahwa mekanisme pembentukan harga (price discovery platform ) di SICOM tidak sepenuhnya mencerminkan faktor fundamental supply dan demand karet alam dunia," kata Rudi.

Kemudian, harga karet di pasaran internasional juga tergantung dengan kurs valas, yakni harga komoditas memiliki hubungan dengan nilai tukar mata uang regional terhadap US$. Apabila penguatan kurs US$ menjatuhkan nilai tukar mata uang lain, maka akan berpengaruh terhadap harga karet dunia.

Lalu, faktor lainnya yakni perkembangan industri otomotif dan ban. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan ekonomi global sehingga terjadi menurunan permintaan terhadap mobil. Sementara karet alam dikonsumsi sebanyak 70% untuk industri ban dunia.


TAGS:

Berita Terbaru