Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Bontang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Terpilihnya Bamsoet Diduga Barter Politik?

  • Oleh Inilah.com
  • 14 Oktober 2019 - 10:52 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Terpilihnya Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai Ketua MPR RI dari Fraksi Golkar disebut-sebut sebagai upaya 'barter politik' antara Bamsoet dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam Munas Golkar pada Desember 2019.

Demikian disampaikan Tokoh Senior Golkar yang juga Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad dalam diskusi publik di Kawasan Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 12 Oktober 2019.

"Saya mengamati demikian adanya (ada deal antara Bamsoet dan Airlangga), saya tidak ikut di dalam setelah saya di DPD," kata Fadel.

Kendati begitu, kata Fadel, lobi-lobi antara Bamsoet yang saat itu mencalonkan Ketum Golkar berduel dengan Airlangga itu cukup alot. Namun akhirnya Bamsoet mengalah dan memilih mengisi kursi Ketua MPR.

"Saya mengamati dari luar kalau Pak Bamsoet diberi kesempatan oleh Golkar menjadi Ketua MPR, yang semula dulu Pak Azis Syamsuddin yang sekarang menjadi Wakil Ketua DPR, maka Bamsoet tidak akan maju pada bulan Desember nanti dalam munas Partai Golkar," kata Fadel.

Hal senada juga diungkapkan Pakar Politik dari LIPI, Siti Zuhro. Menurutnya penugasan Bamsoet sebagai Ketua MPR itu berkaitan dengan pencalonannya sebagai Ketua Umum Golkar.

"Iya tadi sudah saya sampaikan (saat diskusi). Tidak mungkin kita tidak mengaitkan politik di eksternal dukungan Golkar kepada MPR gitu ya. Calonnya dengan internalnya calonnya yang juga sedang akan melakukan sukesi diinternalnya (Munas)," katanya.

Zuhro mengatakan istilah 'barter politik' dalam sebuah kontestasi partai politik adalah lumrah dan wajar. Peneliti Senior LIPI ini juga menambahkan bahwa Airlangga dan BS menyadari betapa pentingnya

Golkar untuk tetap solid, sehingga demi kepentingan partai ke depan, apa-apa yang bisa dikompromikan itu dilakukan. Dan menurut saya itu bagus buat konsolidasi Golkar menghadapi agenda-agenda ke depan.

"Itulah politik, itulah politik praktis. Jadi siapa mendapat apa siapa akan berkuasa sebagai apa," imbuhnya. (INILAH.COM)

Berita Terbaru