Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Teluk Bintuni Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BPS Catat Ekspor Anjlok Jelang Pelantikan Jokowi

  • Oleh Inilah.com
  • 15 Oktober 2019 - 14:46 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan KH Maruf Amin rencananya dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI pada Minggu 20 Oktober 2019. Tantangan berat sudah menanti, karena saat ini BPS mencatat ekspor tengah anjlok.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis penurunan nilai ekspor pada September 2019. Salah satu musababnya adalah fenomena ketidakpastian global yang berdampak signifikan terhadap permintaan dan harga komoditas.

"Situasi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, perang dagang masih berlangsung serta harga komoditas masih berfluktuasi," kata Kepala BPS, Suhariyanto, Selasa, 15 Oktober 2019.

Sejumlah komoditas pada September 2019 ini yang meningkat dibanding bulan sebelumnya antara lain nikel, perak, coklat, seng, timah tembaga, alumunium, dan emas. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah minyak sawit, yang berperan besar bagi ekspor nasional.

Sepanjang September 2019, BPS mencatat, neraca perdagangan RI mengalami defisit US$160 juta. Nilai ekspornya mencapai US$14,10 miliar, sementara impor US$14,26 miliar. Nilai ekspor tersebut turun 1,29% ketimbang Agustus 2019. Kalau disandingkan dengan September 2018, anjloknya lebih curam lagi yakni 5,74%.

Penurunan ekspor tersebut disebabkan antara lain oleh menurunnya ekspor nonmigas 1,03% (month to month/mtm). Yaitu dari US$13,4 miliar pada Agustus 2019 menjadi US$13,26 miliar pada September 2019. Sedangkan ekspor non migas turun 5,17% (mtm), dari US$875,3 juta pada Agustus 2019, menjadi US$830,1 juta pada September 2019.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-September 2019 mencapai US$124,17 miliar atau menurun 8,0% dibanding periode yang sama 2018. Nilai ekspor nonmigas mencapai US$114,75 miliar, atau menurun 6,22%. Penurunan terbesar ekspor non-migas September 2019 terhadap Agustus 2019 terjadi pada komoditas perhiasan/permata sebesar US$272,4 juta (32,6%). (Teras.id)

Berita Terbaru