Sistem Informasi Pemetaan & Manajemen Pemenangan Pilkada

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nasib Kekaisaran Jepang Berada di Pundak Bocah Usia 13

  • Oleh ANTARA
  • 18 Oktober 2019 - 14:40 WIB

Tokyo (ANTARA) - Ketika pangeran termuda Jepang, Hisahito, mengunjungi Bhutan pada bulan Agustus dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri --hanya beberapa bulan setelah pamannya Naruhito menjadi kaisar, perjalanannya dianggap sebagai debut seorang raja masa depan di panggung dunia.

Menyapa tuan rumahnya dalam "hakama" kimono pria tradisional dan mencoba memanah, kunjungan itu tidak banyak diketahui publik untuk bocah lelaki yang di pundaknya masa depan monarki itu bertumpu.

Kaisar Naruhito, 59, yang menjadi raja pada 1 Mei setelah pengunduran diri ayahnya, Akihito, akan mengumumkan penobatannya dalam upacara 22 Oktober di depan para pejabat asing dan domestik.

Jepang hanya mengizinkan laki-laki untuk naik takhta di kekaisaran krisan kuno dan perubahan pada hukum suksesi merupakan kutukan bagi partai konservatif yang mendukung Perdana Menteri Shinzo Abe.

Hisahito,(13) laki-laki kerajaan satu-satunya untuk generasinya, berada di urutan kedua setelah ayahnya, Putra Mahkota Akishino,(53) adik lelaki kaisar.

"Di bawah aturan suksesi saat ini, Pangeran Hisahito ... pada akhirnya akan menanggung seluruh beban untuk melanggengkan keluarga kekaisaran," kata surat kabar Asahi dalam editorial tahun ini.

"Tekanan yang akhirnya akan pangeran ini terima terlalu sulit untuk direnungkan."

Kelahiran Hisahito pada 2006 dipandang sebagai mukjizat oleh kaum konservatif yang ingin mempertahankan suksesi khusus pria.

Tidak ada laki-laki di kekaisaran yang lahir sejak 1965 dan setelah delapan tahun menikah, istri kaisar, Masako, melahirkan seorang gadis, Putri Aiko, yang mendorong gerakan untuk merevisi undang-undang suksesi dan membiarkan perempuan mewarisi dan meneruskan takhta.

Tapi kelahiran Hisahito menunda gerakan itu. "Konservatif merasa bahwa kehendak surga telah terungkap," kata Hidehiko Kasahara, seorang cendekiawan ilmu politik di Universitas Keio.

Berita Terbaru