Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Tanah Datar Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemain Persukma Bukan Hendak Mengeroyok Wasit, Namun Berupaya Melerai Kesalahpahaman Wasit dan Pelatih 

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 22 Oktober 2019 - 18:40 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sukamara angkat bicara terkait dengan insiden yang terjadi pada laga semifinal Liga III Zona Kalimantan pada saat tim Persukma Sukamara melawan PSMTW Muara Teweh, pada Senin, 21 Oktober 2019

Kejadian antara pelatih dan wasit tersebut hanyalah salah paham. Karena para pemain saat itu bukan bermaksud melakukan pengeroyokan terhadap wasit. Namun berupaya melerai dan mengklarifikasi perkataan pelatih di pinggir lapangan. 

"Pemain kami bukan hendak mengeroyok wasit. Namun mereka ingin melerai adanya kesalahpahaman antara wasit dan pelatih mereka," ujar Pengurus Asosiasi PSSI Sukamara Iskandar, Selasa, 22 Oktober 2019. 

Ia menerangkan, insiden tersebut terjadi bermula ketika pelatih tim Persukma Sukamara marah dengan pemain dan mengucapkan kata goblok kepada pemain. Namun hal itu didengar oleh wasit dan langsung menghampiri pelatih tersebut. Karena ia mengira ucapan tersebut ditujukan kepada wasit. 

Saat itu, wasit yang mendengar langsung mempertanyakan hal itu kepada pelatih dan ingin memberikan kartu. Para pemain yang melihat kejadian itu langsung berupaya menghampiri wasit tersebut untuk menjelaskan bahwa ucapan itu ditujukan kepada mereka bukan untuk wasit. 

"Jadi saat itu pemain berupaya menjelaskan kepada wasit bahwa yang dikatakan goblok itu mereka yang melakukan kesalahan, bukan tertuju kepada wasit," kata Iskandar. 

Namun upaya  mengklarifikasi tersebut berjalan tidak kondusif. Dan harus dilerai oleh aparat keamanan yang bertugas dalam laga tersebut. 

Pihaknya juga mempertanyakan kinerja pihak kemanan yang bertugas dalam laga tersebut. Karena ada salah satu oknum yang melerai dengan cara tidak sewajarnya. Bahkan sampai memasukan pergelangan tangan ke leher salah satu pemain. Hal itupun dipertanyakan oleh pihaknya karena saat itu para pemain tidak ada yang memukul wasit. 

"Oknum aparat keamanan yang bertugas juga cukup arogan kepada pemain kami. Padahal saat itu pemain kami hanya mendorong menggunakan badan saja bukan memukul," kata Iskandar. 

Sementara, Pelatih Persukma Sukamara Agus mengatakan bahwa kejadian tersebut murni salah paham. Adanya dorongan badan oleh pemain terhadap wasit karena mereka tidak terima dengan prilaku wasit yang menunjuk wajah dan ingin memberikan kartu merah kepada pelatih. Padahal ucapan goblok tersebut ditujukan kepada pemain. 

"Pemain tidak terima karena wasit menunjuk wajah saya dan ingin memberikan kartu merah kepada saya. Sehingga mereka berupaya meluruskan itu dengan mendatangi wasit," terang Agus. 

Ia juga menegaskan bahwa tidak pernah mengajarkan kepada anak asuhnya arogan dalam bermain. Bahkan dia menekankan agar tidak emosi saat bermain. Sehingga adanya insiden tersebut hanyalah kesalahpahaman antara wasit, pelatih, dan pemain Persukma Sukamara. 

Sementara, dari keterangan pengawas pertandingan Liga III Zona Kalteng Tono Saptono, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut bermula ketika wasit mendengar perkataan goblok dari pelatih Persukma Sukamara. Sehingga dia langsung mempertanyakan hal tersebut kepada pelatih. Namun para pemain langsung datang dan berupaya memberikan keterangan dengan mendorong wasit menggunakan badan. Sehingga aparat kemanan langsung berupaya melerainya.

"Wajar saja wasit mempertanyakan saat mendengar ucapan goblok dari pelatih. Namun saat itu datang sejumlah pemain yang berupaya menjelaskan bahwa ucapan tersebut ditujukan kepada mereka bukan kepada wasit," terang Tono.

Sementara, pada laga semifinal antara Persukma Sukamara vs PSMTW Muara Teweh tersebut berakhir dengan skor 1-2. Sehingga yang berhasil lolos ke babak final yakni PSMTW dengan bertemu Persekat Katingan. (MUHAMMAD HAMIM/m)

Berita Terbaru