Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lombok Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

ESDM: Ibu Kota Baru Butuh Tambahan Setrum 1.555 MW

  • Oleh Inilah.com
  • 26 Oktober 2019 - 17:12 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan kebutuhan listrik ibu kota baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara akan memerlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 1.555 MW.

Sedangkan data Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 25 Oktober 2019 perkiraan kebutuhan total ibu kota baru mencapai 1.196 MW.

"Kebutuhan tambahan tenaga listrik di ibu kota baru sekitar 1.196 MW, sehingga membutuhkan pembangkit sekitar 1.555 MW (termasuk menjaga reserve margin 30 persen). Selain itu, untuk menjaga keandalan pasokan listrik di ibukota baru sebaiknya tidak hanya mengandalkan pasokan dari sistem interkoneksi, namun diperlukan tambahan pembangkit baru yang berlokasi dekat atau berada di Provinsi Kalimantan Timur," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

Rida menambahkan berdasarkan RUPTL PLN 2019-2028, tambahan pembangkit sampai 2024 di Provinsi Kalimantan Timur hanya 691 MW, sehingga masih diperlukan tambahan pembangkit baru sekitar 864 MW.

"Perlu percepatan pengembangan infrastruktur Ketenagalistrikan (pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik) untuk mendukung keandalan sistem kelistrikan ibukota baru, sehingga RUPTL PLN 2019 - 2028 perlu penyesuaian," tandasnya.

Diketahui, pada 26 Agustus 2019 Presiden Joko Widodo telah mengumumkan hasil kajian pemerintah mengenai lokasi ibu kota baru Republik Indonesia yang baru.

Hasil kajian itu menyimpulkan lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Saat ini kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur dipasok oleh Sistem Interkoneksi Kalimantan yang merupakan interkoneksi antara subsistem Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dan subsistem Mahakam di Kalimantan Timur. Kondisi kelistrikan di sistem interkoneksi Kalimantan adalah daya mampu netto 1.569,1 MW dengan beban puncak mencapai 1.094,9 MW sehingga tersisa cadangan 474,2 MW (30 persen).

Rasio elektrifikasi (RE) di Provinsi Kalimantan Timur status Juli 2019 adalah 99,99 persen.

Adapun rasio elektrifikasi di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 99,99 persen.

Berita Terbaru