Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Jembrana Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

12 Orang Tewas Diterkam Buaya di Bangka Belitung Selama 2019

  • Oleh Teras.id
  • 02 November 2019 - 07:02 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 12 warga Bangka Belitung tewas mengenaskan diterkam buaya selama 2019. Penyerangan dan kemunculan buaya tersebut disebabkan rusaknya habitat buaya oleh penambangan timah ilegal yang dilakukan secara sporadis.

Ketua Yayasan Animal Lover of Bangka Island (Alobi) Langka Sani mengatakan, selama 2019 terdapat 52 kasus konflik buaya di Bangka Belitung. Sebanyak 32 kasus diantaranya bersinggungan langsung dengan manusia.

"Kasus ini sudah menyebabkan 12 orang tewas dan 20 lainnya mengalami luka-luka, hingga ada yang harus diamputasi. Kami berharap kepada pihak terkait untuk segera memasang plang peringatan, bahwa di sekitar ini merupakan zona ataupun habitat dari buaya," ujar Langka kepada wartawan, Jumat, 1 November 2019.

Langka menuturkan ada dua faktor utama yang menyebabkan buaya tersebut mulai bermunculan ke permukaan dan menyerang warga. Kedua faktor itu adalah, habitat yang terganggu dan masuknya musim kawin bagi buaya.

"Memang habitat buaya muara ini ada di sini. Berkaca dari kasus-kasus sebelumnya buaya ini muncul pertama karena rusaknya habitat mereka dan mengacu pada bulan November hingga Januari masuk musim kawin buaya. Saat itulah karakter buaya menjadi agresif untuk mencari pasangan," ujar dia.

Menurut Jaka, salah satu warga yang tinggal dekat sungai Berok di Bangka, buaya-buaya tersebut sejak beberapa hari terakhir kerap muncul ke permukaan dan berada sangat dekat dengan aktivitas tambang timah apung yang beroperasi secara ilegal.

"Saya melihat ada dua buaya berukuran besar sekitar tiga meter dan hampir setiap hari selalu muncul apalagi saat air surut," ujar dia.

Jaka menambahkan buaya-buaya tersebut sebelumnya memang sering muncul. Namun mereka tidak mengganggu kalau tidak diganggu.

"Akhir-akhir ini memang agak agresif dengan sering muncul bahkan mendekati ponton apung para penambang timah," ujar dia. (TERAS.ID/B-11)

Berita Terbaru