Software Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ketua Lakpesdam Kalteng: Pesan Bersihkan Mafia Bola Harus Dikawal

  • Oleh Budi Yulianto
  • 04 November 2019 - 23:52 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau Lakpesdam Kalteng, M Rozikin mengatakan bahwa pesan "bersihkan mafia bola" harus dikawal. 

Ini ia sampaikan menyikapi viralnya buntut di balik laga Kalteng Putra kontra Persib Bandung di Stadion Tuah Pahoe Palangka Raya pada Jumat, 1 November 2019 lalu. 

Menurutnya, banjir komentar atas tindakan lempar botol air mineral oleh kepala daerah yang kebetulan menonton laga tersebut, terutama di media sosial, perlu disikapi lebih kepada tujuan atau pesan yang ingin disampaikan.

"Yaitu bentuk protes dari ketidakadilan pemimpin pertandingan atau wasit memperlakukan kedua kesebelasan. Bukan pada alat dan cara protes. Sekali lagi lebih kepada tujuan atau pesan serta kepada siapa pesan itu," kata Rozikin dalam siaran persnya kepada borneonews, Senin, 4 November 2019.

"Sebab, dugaan mafia bola masih bermain adalah obyek protes dan ini yang harus dikawal agar benar-benar mendapat porsi perhatian," imbuh Jeki - sapaan akrabnya.

Terlepas dari cara protes yang mengundang pro-kontra, lanjutnya, publik Kalteng semestinya simpati dengan upaya itu. Sebab yang dilihat adalah membela "Kalteng-nya, Kalteng Putra-nya" yang seringkali mendapat perlakuan merugikan.

Oleh sebab itu, Jeki mengaku salut dengan banyaknya Kalteng Mania yang kompak "di belakang" gubernur Kalteng dan spontanitas melayangkan protes tersebut.

"Kita dalam kacamata pandang membela 'Kalteng Putra' nya, tak usahlah pendekatan hukum dalam menilai benar-salahnya. Urusan cara protes dalam menilai wasit, mari publik serahkanlah pada yang lebih berhak menilai. Kita tunggu saja," ungkapnya.

Masih menurut Jeki, publik tahu bahwa dalam pertandingan sebelumnya ketika Kalteng Putra menang, dimunculkan seakan ada mafia bola bekerja, lalu ada beberapa orang diperiksa dengan dugaan beragam. Namun, hal itu kemudian tidak terbukti. Giliran berikutnya, sambung dia, ada perlakuan yang tidak pas. 

"Ini harus dikritik. Jika tidak dikritik untuk kemudian dibenahi, kasihan SDM bola di Indonesia," imbuhnya.

Di sisi lain, Jeki juga menyayangkan jika kejadian itu ditarik-tarik menjadi komoditas politik di Kalteng meskipun belum musimnya. 

Berita Terbaru