Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bangka Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jokowi: Indonesia Tolak Limbah Sampah dari Luar Negeri

  • Oleh Teras.id
  • 05 November 2019 - 06:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Indonesia menolak menjadi tempat pembuangan sampah dari luar negeri. 

“Tentunya kita semua tidak ingin kawasan Asia Tenggara, menjadi tempat pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun,” ucap Presiden Joko Widodo, dikutip dari keterangan resminya, ketika menghadiri KTT ke-14 Asia Timur di Bangkok, Senin, 4 November 2019.

Beberapa waktu terakhir ini, sejumlah negara ASEAN menerima limbah bahan berbahaya dan beracun dari beberapa negara termasuk di kawasan Asia Timur. Pembuangan limbah bahan berbahaya itu, menurut Jokowi, melanggar aturan internasional mengenai limbah plastik dan limbah beracun berbahaya.

Terkait hal itu, Jokowi mengusulkan kerja sama penanganan limbah B3 dan sampah plastik pada KTT ke-14 Asia Timur. Indonesia, kata dia, telah mengambil langkah pemberitahuan melalui masing-masing Kedutaan Besar dan telah melakukan pengiriman kembali kontainer-kontainer tersebut ke pelabuhan asal pengiriman.

Law enforcement juga kami lakukan bagi pihak yang terlibat di dalam negeri. Indonesia mengharapkan kerja sama dengan negara di dunia, termasuk negara di kawasan Asia Timur. Untuk pencegahan pengiriman ilegal limbah B3 sesuai dengan kesepakatan internasional,” ucap Presiden.

Selain limbah B3, kawasan Asia Timur juga menghadapi tantangan sampah plastik laut. Presiden mengingatkan bahwa jika tidak diatasi segera maka ekosistem laut di kawasan Indo-Pasifik akan rusak. 

“Tahun lalu, kita sepakat menanggulangi sampah plastik laut termasuk mendorong negara Asia Timur untuk memiliki rencana aksi nasional memerangi sampah plastik laut,” kata Jokowi.

Indonesia saat ini sedang menjalankan strategi nasional untuk menangani sampah laut, dari hulu ke hilir. 

“Saya optimistis Indonesia bisa mencapai target pengurangan sampah laut hingga 70 persen di tahun 2025," ujarnya. Ia berpandangan negara-negara Asia Tenggara harus dapat mendorong gerakan global anti sampah plastik.

Dalam pandangan Presiden Jokowi, gerakan global ini melibatkan sektor swasta aktivis lingkungan, generasi pemuda dan milenial. “Saya berharap negara di kawasan Asia Timur tetap konsisten dalam memerangi sampah plastik dan limbah berbahaya,” ucapnya.

Berita Terbaru