Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penyebab Kisruh Sriwijaya Air-Garuda Versi Yusril Ihza Mahendra

  • Oleh Teras.id
  • 08 November 2019 - 12:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara sekaligus pemegang saham Sriwijaya Air, Yusril Ihza Mahendra menilai kisruh kerja sama antara kliennya dan Garuda Indonesia disebabkan oleh ketidakjelasan perjanjian awal yang dibuat lebih dari setahun yang lalu.

"Sehingga terjadi saling menyalahkan," ujar Yusril di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis, 7 November 2019.

Akibat sengkarut itu, pemerintah pun akhirnya memfasilitasi pertemuan antara dua belah pihak. Inti dari pertemuan itu, kata Yusril, adalah adanya perjanjian sementara yang akan memperpanjang kerja sama antara Garuda dan Sriwijaya selama tiga bulan ke depan. Sehingga pelayanan dapat perjalan seperti biasa.

Seiring dengan itu, dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, Yusril mengatakan akan ada revisi dari perjanjian kerja sama tersebut.

"Tentu saya akan bertanya juga, akan bertanya kepada pemegang saham mayoritas Sriwijaya apakah akan menerima proposal ini, meneruskan kerja sama ini, atau malah akan menghentikannya sama sekali, itu nanti akan diputuskan segera dalam sehari dua hari ini," tutur Yusril.

Sebelumnya, Yusril mengatakan salah satu hal yang memicu perselisihan dari Sriwijaya adalah lantaran kerja sama itu dinilai tidak efisien.

"Sriwijaya merasa dominasi Garuda terlalu jauh intervensinya, sehingga menurut persepsi Sriwijaya kerjasama uang sebenarnya untuk meningkatkan kapabilitas membayar utang kepada beberapa BUMN malah tidak efisien," ujar Yusril.

Misalnya saja, setelah kerja sama diteken, Sriwijaya kini mesti melakukan perawatan di Garuda Maintenance Facility. Padahal, sebelumnya kerjaan itu bisa dilakukan sendiri. Akibatnya, biaya yang dikeluarkan pun lebih mahal. Belum lagi kebijakan untuk menampung kru yang sebelumnya di asrama ke hotel.

"Menurut persepsi Sriwijaya, utang bukannya berkurang malah membengkak selama dimanage oleh Garuda," kata Yusril.

Perkara makin memanas ketika perjanjian kerja sama operasi diubah menjadi perjanjian kerja sama manajemen. Dengan perjanjian KSM, Yusril mengatakan Garuda secara sepihak menerapkan management fee 50 persen dan profit sharing 65 persen dari Garuda.

Berita Terbaru