Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Poso Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tokoh Bali Temui Menparekraf Tanyakan Destinasi Ramah Muslim

  • Oleh ANTARA
  • 15 November 2019 - 08:10 WIB

Denpasar (ANTARA) - Sejumlah komponen pariwisata Bali menemui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio pada Kamis (14/11) untuk mengklarifikasi pernyataan yang santer terkait hendak menjadikan Bali sebagai destinasi wisata yang ramah muslim.

"Kami di industri pariwisata khususnya sebagai warga Bali adalah pribadi-pribadi yang sangat dialogis dalam menyikapi berbagai hal. Agar tidak bergulir tambah liar dan menimbulkan efek negatif bagi bisnis pariwisata secara umum, kami pikir harus ada tindakan holistik dan mampu membuat semua pihak dapat menerima klarifikasi atas isu tersebut," kata Ketua PHRI Badung yang juga Ketua BPPD Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, dikonfirmasi di Denpasar, Jumat.

Dalam pertemuan yang diinisiasi Rai Suryawijaya itu, juga turut delapan tokoh pariwisata Bali lainnya yakni Ida Bagus Agung Partha Adnyana (Ketua GIPI Bali ), I Made Sudjana (Ketua STPBI), I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa (Ketua Suksma Bali 2019),Yoga Iswara (President Director GHE dan Sekjen BVA).

Selain itu, I Ketut Swabawa (Wakil Ketua DPD IHGMA Bali), Ketut Jaman (Tim Ahli Gubernur Bali), Jaya Ishwari (BPPD Badung) dan Levie Lantu (Consultan Bali Convention Exhibition Bureau).

Menurut Rai, dalam dialog yang disiapkan dengan matang melalui komunikasi yang intensif dengan Menparekraf langsung itu, dalog berjalan sangat akrab dan penuh motivasi konstruktif selama tiga jam.

Rai mengemukakan dialog berupa pemaparan dari Menparekraf diawali dengan permohonan maaf Menparekraf karena belum sempat ke Bali yang sedianya dijadwalkan minggu ini, serta dalam konteks berita yang beredar disampaikan bahwa dalam "media conference" tersebut mengarahkan opini ke arah wisata halal yang pada saat itu disampaikan oleh Menparekraf sebagai destinasi ramah wisatawan muslim.

"Jadi pertanyaan tersebut saya jawab bahwa kita akan sediakan 'friendly moeslem tourism', bukan menjadikan Bali sebagai wisata agama tertentu, istilah 'friendly' ini kan menyejukkan, bukan antipati. Bahkan saya tahu sendiri banyak hotel-hotel di Bali juga sediakan mushala untuk sembahyang, dan tidak pernah ada informasi diskriminasi bagi wisatawan dari agama tertentu," kata Rai mengutip pernyataan Menparekraf.

Oleh karena itu, lanjut Rai, persoalan dugaaan pernyataan wisata ramah muslim dari Menparekraf yang santer beredar selama ini sudah selesai.

"Pak Menteri sudah menyampaikan beberapa kali kepada pihak yang ditemui selama ini, dan kami bantu Beliau dengan menyebarluaskan visi dan misinya agar kita benar-benar fokus pada 'quality tourism' dan manfaat bagi seluruh anak bangsa," ujarnya.

Menparekraf juga menyampaikan sejumlah program yang ditujukan untuk Bali yakni berkomitmen menjaga dan menguatkan Bali dari sisi tradisi, budaya , alam dan kesenian, menggarap rencana "Asia Pacific Film Festival" di Bali, nengajukan "World Beach Games 2020" di Bali, mengusulkan "MTV Awards" di Bali dan membawa syuting film Holywood ke Indonesia dan Bali.

Berita Terbaru