Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Gorontalo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bahaya Rokok Elektrik, Kanker dan Penyakit Paru

  • Oleh Teras.id
  • 17 November 2019 - 11:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan dan penggunaan rokok elektrik terus menjadi pembahasan terkait dengan kesehatan. Rokok elektrik memiliki zat karsinogen dan racun yang bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, penyakit paru, gangguan kesehatan mulut, hingga tuberkulosis menurut berbagai penelitian.

Mengutip data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), rokok elektrik mengandung nikotin, karsinogen seperti propilene glikol, gliserol, dan formaldehida nitrosamin, bahan toksik seperti logam dan silikat, serta nanopartikel.

Rokok elektronik memiliki substansi yang bersifat karsinogenesis sehingga memiliki risiko perubahan sel dan mencetuskan timbulnya beberapa kanker tertentu seperti kanker paru, kanker mulut dan tenggorokan.

Selain itu, rokok elektrik juga berpotensi menimbulkan gangguan pada pencernaan, sistem imun dan timbulnya trombosis. PDPI menyebut rokok elektrik berdampak pada sistem paru dan pernapasan, seperti peningkatan peradangan atau inflamasi, kerusakan epitel dan sel, menurunkan sistem imun lokal paru dan saluran napas, peningkatan hipersensitif saluran napas, risiko asma, dan emfisema.

Bahan beracun pada rokok elektrik seperti logam berat, silikat, nanopartikel, dan particulate matter merangsang iritasi dan peradangan serta menimbulkan kerusakan sel. Menurut Ketua PDPI, dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K), beberapa penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik membuat iritasi saluran napas, meningkatkan gejala pernapasan, risiko bronkitis, asma, dan infeksi paru.

Data dari Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) menyebutkan bahwa dalam satu hirup rokok elektrik terdapat tujuh kali 1011 zat radikal yang bisa meningkatkan stres oksidatif dan memiliki efek pengubah status imun. Efek tersebut sama halnya dengan yang terdapat pada rokok konvensional.

Kandungan nikotin pada rokok elektrik dapat mengubah ekspresi beberapa gen yang dapat meningkatkan penempelan bakteri tuberkulosis. Kondisi tersebut meningkatkan risiko dua kali lipat terinfeksi TB dibandingkan bukan perokok. Rokok elektrik juga menimbulkan kecanduan bagi penggunanya dikarenakan nikotin cair yang ada di dalamnya. (TERAS.ID)

Berita Terbaru