Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Mamuju Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tindakan OPM Adalah Kejahatan Kemanusiaan: Tidak Perlu Merayakan Global Flag Raising

  • Oleh Penulis Opini
  • 21 November 2019 - 20:26 WIB

BORNEONEWS - Menyambut HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) 1 Desember 2019 sudah dikampanyekan oleh kalangan pendukung separatis Papua baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk memeriahkan pengibaran bendera bintang Kejora dibeberapa negara pada 1 Desember 2019 melalui acara “Global Flag Raising”.

Kampanye tersebut disebarluaskan melalui media online https://www.freewestpapua.org/2019/10/30/join-the-global-flag-raising-for-west-papua/.

Menurut propaganda kelompok ini kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati 58 tahun berkibarnya bendera bintang Kejora sekaligus bentuk dukungan kemerdekaan West Papua dan penentuan nasib sendiri.

Juru bicara Free West Papua Campaign, Raki Ap intinya menjelaskan bendera bintang Kejora adalah semangat untuk kemerdekaan, simbol rumah orang West Papua, merepresentasikan mimpi mereka untuk hidup merdeka dan damai (“The land of West Papua will always be remembered as the birth place of the Morning Star, which is the last glimpse of night as the sun rises. The Morning Star has guided seafarers to West Papua’s shores for thousands of years, and so too it will also guide us to freedom. The Morning Star is the symbol of our home, and represents our dream to live independently and in peace. This is why we will keep calling on our friends around the world to participate in raising the Morning Star flag alongside us, and continue asking then to show Indonesia they affirm our path to freedom and right to self-determination.”) Sebenarnya ajakan pengibaran bendera bintang Kejora pada 1 Desember 2019 adalah tidak masuk akal jika masyarakat global mengetahui kejahatan kemanusiaan yang dilakukan OPM di tanah Papua tentunya mereka tidak akan mengikuti acara “Global Flag Raising”.

Bahkan akan sepakat jika menempatkan OPM bersama pendukungnya adalah kelompok separatis yang levelnya dapat disamakan dengan kelompok teroris.

Aksi-aksi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan OPM yang perlu diketahui publik Indonesia atau dunia internasional seperti yang terjadi 25 Oktober 2019 di Kabupaten Yahukimo.

Kelompok OPM menculik salah satu mekanik truk dan salah seorang PNS/ASN yang sedang mengendarai motor Yamaha Vixion.

bahkan dikabarkan PNS/ASN mengalami luka panah pada perut bagian belakang tembus paru-paru, sedangkan mekanik truk tersebut luka panah pada bagian dada atas sebelah kanan akibat terkena panah.

Sebelumnya Helikopter (PK-IWD) milik perusahaan swasta ditembaki kelompok OPM yang dipimpin Lekagak Telenggen ketika berada di atas daerah Kampung Olenki Distrik Ilaga Utara Kabupaten Puncak ketika sedang menuju pulang pada 16 Oktober 2019.

Penembakan tersebut mengenai pintu bawah sebelah kiri Helikopter (PK-IWD) yang tembus sampai kaca depan. Pada 12 Oktober 2019 di Pasar Lama, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua juga terjadi penyerangan dengan menggunakan parang terhadap pedagang nasi goreng yang diduga seorang pedagang.

Berita Terbaru