Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sosok Angkie Yudistia Staf Khusus Presiden

  • Oleh Inilah.com
  • 22 November 2019 - 06:30 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengumumkan tujuh nama staf khusus presiden yang berasal dari kalangan milenial, Kamis (21/11/2019). Salah satunya adalah Angkie Yudistia.

Angkie Yudistia lahir di Medan, 5 Juni 1987. Masa kecilnya terasa bahagia sampai akhirnya ia mulai kehilangan pendengaran pada usia 10 tahun karena efek samping obat yang diminumnya.

Angkie Yudistia mengaku tidak tahu persis kejadiannya. Ia hanya tahu bahwa dirinya tidak lagi bisa mendengar dengan jelas bahkan yang ada hanya dengungan. Dengungan itu sebenarnya cukup mengganggunya.

"Kalau boleh milih mending tenang saja sekalian ya," kenang alumnus Public Relation dari London School Jakarta itu.

Menjadi remaja dengan pendengaran yang kurang sempurna bukan sesuatu yang mudah untuk dilalui Angkie Yudistia. Ia kehilangan rasa percaya dirinya dan tak punya semangat untuk menjalani hidup. Beruntung, sang ibu senantiasa memberi dukungan kepada Angkie.

"Aku dulu selalu bertanya-tanya aku salah apa, orangtuaku pun sedih tapi mereka nggak pernah nangis di depan aku, jadi aku mulai kebentuk nggak bisa nangis di depan orang atau dikasihani, itu yang buat aku lebih kuat," tutur dia.

Tak mau terpuruk terus, Angkie mencoba untuk bangkit dan membuktikan kepada diri sendiri bahwa kekurangan fisik bukanlah penghalang untuk menggapai impian.

Dengan niat dan iman yang kuat, Angkie Yudistia menjadi sosok yang sukses. Pada tahun 2008, perempuan yang gemar berpelesiran ini menjadi finalis None Jakarta Barat dan The Most Fearless Female Cosmopolitan.

Ia juga sempat mendapatkan nominasi Liputan 6 Awards SCTV untuk kategori Pemberdayaan Masyarakat pada 2012. Masih di tahun yang sama, ia dinominasikan sebagai The Most Powerful Women versi majalah Her World. Tahun ini, ia memenangkan Woman in ICT, Kartini Generation Awards dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Only tough people will win. Siapapun bisa asal niat. Kami yang difabel pun bisa. Kami bukanlah orang yang perlu dikasihani," tegas ibu satu anak itu.

Berita Terbaru