Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Batam Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

WNI di Turki Tanya Tri Rismaharini Cara Hadapi Bonek

  • Oleh Teras.id
  • 14 Desember 2019 - 20:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan WNI menghadiri forum dialog yang menghadirkan WaliKota Surabaya Tri Rismaharini pada Jumat, 13 Desember 2019 di KBRI Ankara. Dalam kesempatan itu, Risma berbagi cerita menarik selama memimpin Kota Surabaya.

Dalam saat sesi tanya jawab rupanya ada mahasiswa yang merupakan Bonek mania bertanya mengenai langkah yang akan dilakukan Pemkot Surabaya dalam menjaga hubungan dengan salah satu suporter bola terbesar di Indonesia ini.

Mendapat pertanyaan dari seorang Bonekmania, Risma pun tertawa, "Gak habis pikir saya, sudah sampai Ankara saja saya masih bertemu dengan Bonek," ujarnya.

Walikota Risma mengaku kerap memantau dan ikut menertibkan pergerakan suporter Bonek. Ia juga menceritakan pengalaman didatangi sekelompok Bonek asal Sidoarjo, yang meminta dirinya untuk menyampaikan pesan kepada Bupati Sidoarjo, agar jangan ada lagi aksi lempar botol dari Suporter Deltras Sidoarjo saat bertemu dengan rombongan Bonek Sidoarjo.

"Saya ngomong ke mereka. kalau tak sampaikan begitu nanti Bupati Sidoarjo ngomong ke saya begini, 'Bu Risma ini Walikota Surabaya atau Sidoarjo'. Akhirnya mereka ya bilang, 'oh begitu ya bu'," ujarnya yang disambut tawa hadirin.

Risma mengaku bersyukur jika kini Bonek bisa diajak ikut bekerjasama dengan Pemkot. Contohnya ketika ada kerja bakti bersama. Tanpa adanya imbauan mereka secara sukarela turun ke jalan membantu atau pun ketika ada imbauan untuk tidak datang menonton pertandingan bola agar tidak terjadi kerusuhan.

"Mereka sekarang ya nurut, tapi nanti kalau ada yang bandel saya tanya sama yang besar-besar itu. 'Lho kok tetap ada yang datang?','itu bukan Bonek dari Surabaya, bu', duh repot," kata dia.

Bonek yang terkenal suka berbuat onar, di tangan Risma berubah menjadi suporter yang bisa diajak kerja sama. Menurutnya hal ini tak lepas dari gaya berinteraksinya bersama warga Kota Surabaya.

"Saya selama bekerja selalu menekankan hal ini kepada staf saya. Bantu, tolong orang yang membutuhkan. Kita ini siapa? Kita ini pelayan,".

Rupanya cara ini secara perlahan mampu mengubah cara pandang warga Kota Surabaya menjadi lebih aktif dan peduli. Dukungan itu juga yang mampu mengubah Kota Surabaya menjadi lebih humanis.

Berita Terbaru