Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Karawang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

OJK Sebut Stabilitas Jasa Keuangan di 2019 Terjaga, Ini Datanya

  • Oleh Teras.id
  • 30 Desember 2019 - 06:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan hingga akhir tahun ini dalam kondisi terjaga. Hal ini terlihat dari intermediasi sektor jasa keuangan yang membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan manageable.

Sentimen positif berasal dari kesepakatan perang dagang AS-Cina dan kemenangan PM Boris dalam pemilu Inggris mewarnai dinamika perekonomian global di akhir 2019.

"Selain itu, berlanjutnya kebijakan dovish oleh beberapa bank sentral negara maju terus menjaga likuiditas global dan penguatan pasar keuangan global," seperti dikutip dari siaran pers OJK, Jumat, 27 Desember 2019.

Hingga 20 Desember 2019, pasar SBN mengalami penguatan dengan yield turun sebesar 94,2 bps ytd disertai dengan aliran investor nonresiden ke pasar SBN tercatat Rp 171 triliun. Sementara itu, pasar saham menguat sebesar 4,53 persen mtd atau 1,45 persen ytd menjadi 6.284,4. Penguatan ini ditopang oleh aliran masuk investor nonresiden. Secara ytd investor nonresiden mencatatkan net buy di pasar modal sebesar Rp 47,8 triliun.

OJK juga melihat kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan November 2019 sejalan dengan perkembangan yang terjadi di perekonomian domestik. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan positif sebesar 7,05 persen yoy, ditopang oleh kredit investasi yang tetap tumbuh double digit di level 13,71 persen yoy.

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,72 persen yoy, lebih tinggi dari capaian tahun lalu. Sementara piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan meningkat 4,5 persen yoy. Di tengah pertumbuhan intermediasi lembaga jasa keuangan, profil risiko masih terkendali dengan rasio NPL gross sebesar 2,77 persen (NPL net 1,20 persen) dan Rasio NPF sebesar 2,5 persen.

Selain itu, sepanjang Januari 2019 - November 2019, industri asuransi berhasil menghimpun premi sebesar Rp 261,7 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 6,1 persen yoy.

Sampai dengan 23 Desember 2019, penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp 166 triliun. Adapun jumlah emiten baru pada periode tersebut sebanyak 54 perusahaan dengan pipeline penawaran sebanyak 55 emiten dengan total indikasi penawaran Rp 15,6 triliun.

Sampai dengan 20 Desember 2019 ytd, pertambahan kepemilikan SBN oleh perbankan tercatat sebesar Rp 193,2 triliun. Sementara itu, pertambahan kepemilikan SBN oleh dana pensiun sebesar Rp 43,9 triliun dan asuransi sebesar Rp 13,6 triliun ytd.

Jumlah tersebut mencerminkan positifnya peran lembaga jasa keuangan dalam mendukung pembiayaan perekonomian nasional dimana dana yang berhasil dikumpulkan dari sektor jasa keuangan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk pendanaan pembangunan.

Berita Terbaru