Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Rizal Ramli: Penguatan Rupiah Didopping Utang Luar Negeri

  • Oleh Inilah.com
  • 16 Januari 2020 - 06:00 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Terkait penguatan rupiah, diduga bukan dilandasi tangguhnya fundamental perekonomian Indonesia. Namun lantaran adanya 'obat kuat' atawa dopping berupa utang luar negeri.

Ya, era tim ekonomi dari Presiden Joko Widodo, porsi utang pemerintah terus membuncit. Tak tangung-tanggung, jumlahnya mencapai Rp63,3 triliun. "Penguatan Rupiah itu hasil doping pinjaman. Utang lagi, utang lagi cerdasan dikit kek," papar ekonom senior, DR Rizal Ramli, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bak syair lagu yang tak asing di telinga kaum tua, gali lobang tutup lobang. Maka saat ini layak digantikan gali lobang tutup jurang, karena lubangnya sudah terlalu besar.

Menurut mantan Menko Ekuin era Presiden Fus Dur ini, banyak cara yang bisa ditempuh pemerintahan Jokowi dalam mengurangi utang. Pertama, debt-swap dengan bonds lebih murah dan bertenir panjang. "Mumpung yield negatif," ungkapnya.

Langkag kedua, lanjut mantan Menko Kemartiman Kabinet Kerja ini, jalankan debt to nature swap; kurangi utang dengan konservasi. Ketiga, asset securitization. Keempat, naikkan tax ratio yang saat ini adalah yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Kelima, tingkatksn pertumbuhan ekonomi. "Maka perlu kreatifitas para menteri ekuin," papar Bang RR, sapaan akrab Rizal Ramli.

Ya, Rizal bisa jadi benar. Kelima langkah tersebut, pernah dilakukan Rizal di eranya yakni 2000-2001. Di mana, utang berkurang $4,5 miliar, tax ratio naik 11,5%, eksport naik 2 kali, ekonomi bangkit dari -3 % jadi +4,5%, gaji PNS & ABRI naik 125% dalam 21 bulan. Pompa daya beli masyarakat menengah bawah, retail hidup, "Dampaknya signifikan sekali. GINI Index terendah. Kuncinya adalah inovasi & berpihak pada kepentingan rakyat," pungkasnya.

Para analis mencatat, selama prinsip neoliberalisme diterapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, jangan berharap perekonomian nasional bisa menjulang tinggi. Suka atau tidak, tim ekonomi saat ini, cenderung mengandalkan textbook thinking. Jadi, jangan heran apabila perekonomian bakal anjlok, utang meluap dan daya beli rakyat semakin pupus. Di sisi lain, menkeu terus menggenjot pajak yang semakin mencekik rakyat. Kocek rakyat dikuras habis. [INILAHCOM/ipe]

Berita Terbaru