Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Konawe Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Usulkan Mekanisme Carbon Credit

  • Oleh Inilah.com
  • 25 Januari 2020 - 09:10 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh organisasi Tropical Forest Alliance (TFA).

Pertemuan ini mengusung topik 'Collective Actionfor Forest Positive Future' yang sekaligus menjadi rangkaian agenda terakhir di Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) Davos, Kamis (23/1).

Sesi ini bertujuan untuk mendorong terciptanya pemahaman yang sama terkait masa depan hutan tropis dunia. Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar, Indonesia memanfaatkan forum ini untuk memberikan penjelasan yang utuh mengenai penanganan komoditas kelapa sawit serta menyampaikan berbagai program Pemerintah untuk mengatasi deforestasi.

Para peserta yang hadir termasuk mantan Wapres AS Al Gore menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada Pemerintah Indonesia yang telah berhasil menekan angka deforestasi secara signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Pada kesempatan ini, Menko Airlangga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melihat industri sawit secara holistik, termasuk dari aspek lingkungan, ekonomi, kontribusi terhadap pembangunan global terutama untuk pencapaian SDGs - perspektif bisnis, serta kebijakan yang telah diambil Pemerintah Indonesia.

"Indonesia merupakan produsen minyak sawit utama dunia. Komoditas ini berkontribusi terhadap 3.5% PDB nasional. Dengan memanfaatkan tidak lebih dari10% (sekitar 6%-7%) dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menghasilkan 40% dari total minyak nabati dunia. Selain itu, sektor minyak sawit nasional telah berkontribusi mengentaskan kemiskinan bagi 10 juta orang," ujar Airlangga.

Dengan kata lain, industri kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi perekonomian masyarakat yang perlu dikawal oleh Pemerintah.

Airlangga menyampaikan, Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengembangkan kebijakan yang mendorong domestic demand dari produk sawit, antara lain melalui pengembangan B30 sebagai salah satu alternatif BBM untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar berbasis fossil.

Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mengimplementasikan pembangunan rendah karbon.

"Indonesia juga sedang mengembangkan skema kredit karbon gunamendukungupaya pelestarian lingkungan," kata Airlangga.

Berita Terbaru