Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Monas Belum Pernah Diresmikan Presiden

  • Oleh ANTARA
  • 25 Januari 2020 - 11:36 WIB

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menyatakan Monumen Nasional (Monas) belum pernah diresmikan oleh presiden siapapun karena belum selesai proses pembangunannya hingga saat ini termasuk keinginan Bung Karno soal patung banteng.

"Monas itu belum pernah selesai, dan dari presiden pertama sampai sekarang belum pernah ada yang meresmikan Monas, mungkin kalau proyek ini nanti selesai, satu dua tahun, mungkin tiga tahun, bisa diresmikan oleh presiden," kata Saefullah di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/1).

Saefullah menyebutkan bahwa Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menginisiasi pembangunan monumen untuk menggambarkan idealisme bangsa Indonesia itu, menginginkan adanya patung banteng di setiap sudut tugu Monas.

"Bung Karno ingin, di setiap sudut Monas, ini ada banteng, ini belum terlaksana, dan belum ada catatan di sejarah kita Monas ini diresmikan oleh presiden, belum ada, jadi pembangunan nya memang belum selesai, dan pada 2019 kami garap sisi selatan," katanya.

Revitalisasi Monas kini, kata Saefullah, adalah karya pemenang sayembara yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta pada akhir 2018 hingga awal 2019 yang disebutnya masih mengacu pada Keputusan Presiden (Keppres) 25 tahun 1995 yang disebutkannya akan dilaporkan pada presiden setelah revitalisasi rampung atau bukan sebelum revitalisasi dimulai.

"Setelah hasil sayembara selesai, Monas selesai sesuai dengan hasil sayembara, gubernur sebagai ketua badan pelaksana, sangat pantas dan wajib memberikan laporan formal tertulis pada presiden, dengan katakan 'pak Monas saya sudah selesaikan seperti ini apakah bapak berkenan meresmikan atau ada saran apa ya kami pasti kerjakan," ucap Saefullah.

Rancangan Awal

Dihimpun dari berbagai sumber Antara, Monumen Nasional (Monas) diketahui memang cita-cita Soekarno yang ingin membangun sebuah monumen untuk mengingatkan rakyat pada perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaannya. Walau awalnya dipendam, akhirnya pada 1954, mulai dilakukan upaya realisasi.

Di tahun tersebut, Soekarno melontarkan ide dan membentuk panitia yang lalu setahun kemudian menggelar sayembara desain monumen. Sebanyak 51 gambar usulan rencana desain masuk, namun tidak ada yang dinyatakan sebagai pemenang pertama. Yang ada hanya pemenang kedua, yakni karya arsitek F Silaban.

Kurang puas, pada 1960, panitia kembali menggelar sayembara. Kali ini sebanyak 136 karya usulan desain masuk. Namun meski pilihannya sudah naik 150 persen dari sebelumnya, Presiden Soekarno ternyata masih belum menemukan desain yang cocok, bahkan pada tahun itu hanya menghasilkan pemenang ke-3.

Akhirnya, Soekarno berinisiatif mengajak arsitek dan insinyur-insinyur terkemuka Indonesia saat itu, F Silaban, Soedarsono dan Rooseno berdiskusi. Dia memaparkan bentuk lingga dan yoni, yang merupakan perlambang khas kebudayaan Indonesia, sebagai bentuk dasar monumen berikut dengan patung-patung di sekitarnya yang menunjang fungsi dan tujuan dari Monas nantinya.

Berita Terbaru