Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Labuhan Batu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

WEF Davos, Airlangga Beber Peran Strategis Sawit

  • Oleh Inilah.com
  • 25 Januari 2020 - 22:16 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pesan strategis industri kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia dalam Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.

"Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar, Indonesia memanfaatkan forum ini untuk memberikan penjelasan yang utuh mengenai penanganan komoditas kelapa sawit serta menyampaikan berbagai program pemerintah untuk mengatasi deforestasi," kata Airlangga dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Pesan tersebut disampaikan Airlangga dalam sesi diskusi "Collective Action for Forest Positive Future" yang diselenggarakan oleh organisasi Tropical Forest Alliance (TFA) dan dihadiri oleh mantan Wapres AS sekaligus penggiat lingkungan Al Gore.

Pada kesempatan ini, Airlangga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melihat industri sawit secara holistik, termasuk dari aspek lingkungan, ekonomi, kontribusi terhadap pembangunan global, terutama untuk pencapaian SDGs, perspektif bisnis, serta kebijakan yang telah diambil pemerintah Indonesia.

"Indonesia merupakan produsen minyak sawit utama dunia. Komoditas ini berkontribusi terhadap 3,5 persen PDB nasional. Dengan memanfaatkan tidak lebih dari 10 persen, atau sekitar enam-tujuh persen, dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menghasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia," katanya.

Selain itu, lanjut dia, sektor minyak sawit nasional telah berkontribusi mengentaskan kemiskinan bagi 10 juta orang. Dengan demikian, industri kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi perekonomian masyarakat yang perlu didukung oleh pemerintah.

Saat ini, Indonesia telah mengembangkan kebijakan yang mendorong permintaan dalam negeri dari produk sawit, antara lain melalui pengembangan B30 sebagai salah satu alternatif BBM untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar berbasis fosil.

Kebijakan tersebut, menurut mantan Menteri Perindustrian, merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mengimplementasikan pembangunan rendah karbon. "Indonesia juga sedang mengembangkan skema kredit karbon guna mendukung upaya pelestarian lingkungan," kata Airlangga.

Berdasarkan data, Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa sawit sekitar 14 juta hektare yang dapat menyerap sekitar 2,2 miliar ton karbon dioksida (CO2) dari udara setiap tahun. [INILAHCOM/tar]

Berita Terbaru