Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sragen Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Politikus PDIP Singgung Erick Thohir saat Rapat dengan Kapolri

  • Oleh Teras.id
  • 04 Februari 2020 - 15:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Arteria Dahlan menyinggung nama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan kakaknya, Garibaldi Thohir saat rapat kerja dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Idham Azis pada Kamis pekan lalu, 30 Januari 2020. Video rekaman pernyataan Arteria itu belakangan beredar melalui aplikasi perpesanan.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu awalnya meminta Kapolri memeriksa sengketa bisnis antara PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Panca Amara Utama serta direksi Bank Mandiri. Dia menyebut sengketa itu terkait pembangunan Banggai Amonia Plant di Sulawesi Tengah.

"Karena telat bayar Pak. Rekind ini pelat merah. Ternyata performance bond-nya di-execute Pak," kata Arteria, dikutip pada Selasa, 4 Februari 2020.

Performance bond milik Rekind tersebut, kata Arteria, ternyata dicairkan oleh perusahaan swasta PT Amara Utama. Dia berujar Panca Amara Utama merupakan perusahaan di bawah induk PT Surya Esa Perkasa.

"Bapak bisa lihat Panca Amara Utama itu induknya PT Surya Esa Perkasa, presiden direkturnya adalah Garibaldi Thohir," kata Arteria.

Arteria juga menyinggung pemberian dana talangan untuk Pupuk Indonesia Holding Company. Dia mengatakan dana talangan itu untuk menyelamatkan keuangan Rekind agar tidak kolaps. Arteria pun menyinggung nama Erick Thohir saat membahas hal ini.

"Satu lagi, Rekayasa Industri menginduk kepada Pupuk Indonesia Holding. Itu BUMN punya Pak, Menterinya Erick Thohir. Ternyata diberikan dana talangan karena setelah diambil Rekind ini bisa kolaps memengaruhi Pupuk Holding, dilakukan bridging loan, 812 miliar, cair Pak," kata dia.

Arteria berujar Pupuk Indonesia sedianya diminta untuk mencari dana talangan yang lain dengan pinjaman ke Bank Mandiri. Namun, ucap dia, presiden komisaris PT Pupuk Indonesia Holding keberatan akan hal itu.

"Karena takut panik diminta lagi Pupuk untuk mem-backup, caranya apa, pinjam dana talangan. Mandiri lagi yang main. Untungnya presiden komisaris Pupuk Holding berkeberatan," ujar dia.

Arteria pun mendesak Kapolri mengusut laporannya tersebut. Dia mengatakan kerugian negara akibat sengketa bisnis itu mencapai US$ 2 juta.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru