Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mendag Beberkan Alasannya Membuka Keran Impor Gula

  • Oleh Teras.id
  • 07 Maret 2020 - 07:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto buka-bukaan alasannya menerbitkan Surat Perizinan Impor (SPI) untuk 438.802 ton gula kristal mentah (raw sugar). Menurut dia, kelangkaan stok di sejumlah daerah menjadi alasan utama mengapa dirinya membuka keran impor gula.

Mendag mengatakan, kelangkaan stok gula inilah yang telah memicu kenaikan harga gula di pasaran naik dalam beberapa minggu terakhir. 

"Saya sudah keliling ke Jawa Timur beberapa waktu lalu, bersama Gubernur dan Wakil Gubernurnya untuk mengecek ke lapangan. Memang sudah hampir terjadi kelangkaan. Itu kira-kira bulan Januari, begitu juga Jawa Tengah," kata Agus dalam diskusi di Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jumat, 6 Maret 2020.

Jawaban itu disampaikan Agus untuk menjawab pertanyaan dari Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Nur Khabsyin, yang ikut dalam diskusi ini. Nur mempertanyakan alasan Agus menerbitkan izin impor padahal stok dalam negeri dinilainya masih cukup dan beberapa daerah bahkan sudah panen tebu.

Dalam diskusi ini, Agus mengatakan produksi gula dalam negeri memang belum mencukupi sehingga dilakukan impor. Akan tetapi, ia memastikan kuota impor gula yang diberikan sudah mempertimbangkan neraca gula nasional dan tidak dilakukan saat musim giling tebu.

Selain itu, kata Agus, izin impor gula juga hanya diberikan kepada industri yang sudah menyerap sebagian dari tebu petani. Sehingga, tidak semua industri mendapat izin impor. Salah satu yang mendapat penugasan impor adalah Perum Bulog sebesar 29.750 ton. Akan tetapi, kata Agus, penugasan sisanya tetap bisa diberikan ke perusahaan lain selain Bulog.

Nantinya, gula impor ini akan didatangkan dari beberapa negara, salah satunya India. Situasi ini tak lepas dari rencana pemerintah yang akan mengekspor minyak kelapa sawit  atau Crude Palm Oil (CPO) ke India, setelah permintaan dari Cina menurun akibat virus corona.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir nasional pada Jumat ini sudah mencapai Rp 15.800 per kilogram. Harga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga acuan tingkat konsumen yang sebesar Rp 12.500 per kilogram.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru