Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Penukal Abab Lematang Ilir Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

IHSG Anjlok, Kasus Jiwasraya Dituding Bikin Investor Kabur

  • Oleh Teras.id
  • 13 Maret 2020 - 13:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok beberapa waktu terakhir menjadi sorotan. Sekretaris Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Afifa mengatakan, bahwa anjloknya IHSG di dalam negeri itu bukan hanya disebabkan oleh virus corona (Covid-19), tetapi kasus Jiwasraya masih menjadi sentimen tersendiri yang membuat laju IHSG tertekan.

"Di Asia ada tiga negara yang kena dampak corona lebih parah dari kita, ada Cina, Hong Kong, dan Singapura. Tapi kalau kita lihat kinerja indeksnya, IHSG turun sangat dalam sejak awal tahun dibandingkan tiga indeks itu," kata Afifa saat FGD Penyelesaian Kasus Jiwasraya Terhadap Kinerja Keuangan dan Kepercayaan Investor, di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 12 Maret 2020.

Tercatat sejak awal tahun hingga Rabu 11 Maret 2020 secara year-to-date, IHSG sudah terkoreksi 18,18 persen. Adapun indeks Shanghai Composite Index milik Cina secara year-to-date mengalami koreksi 2,68 persen.

Padahal menurut Afifa, Cina masih belum sepenuhnya pulih dari virus corona. Lalu untuk indeks Hang Seng Index milik Hong Kong juga tercata secara year-to-date mengalami koreksi 10,49 persen dan Strait Times Index milik Singapura tercatat terkoreksi 13,62 persen secara year-to-date. Penurunan dua indeks tersebut tak sedalam milik Indonesia.

"Dengan kata lain, kasus Jiwasraya masih menimbulkan sentimen negatif ke IHSG melebihi penyebaran covid-19," ujar Afifa.

Afifa menuturkan, sejak kasus Jiwasraya menjadi konsumsi publik pada November tahun lalu, investor beramai-ramai melakukan perpindahan aset dari saham ke obligasi. Sebab menurutnya, instrumen obligasi saat ini dianggap memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan saham dan reksa dana.

Hal tersebut membuat rata-rata volume perdagangan harian IHSG turun 30 persen per Februari 2020 sejak bulan November 2019. Afifa juga mencatat, rata-rata volume perdagangan harian Surat Utang Negara (SUN) naik 53 persen sejak November 2019.

Sementara untuk kinerja reksa dana, total unit penyertaan reksa dana tercatat turun 3,4 persen per Februari 2020 sejak November 2019. Rinciannya, total unit penyertaan reksa dana saham turun 7 persen dan total unit penyertaan reksa dana obligasi naik 1 persen sejak November 2019.

Apabila hal ini terjadi berkepanjangan, Afifa mengkhawatirkan hal ini dapat mengganggu kesehatan keuangan dari perusahaan asuransi itu sendiri.

"Jadi kasus Jiwasraya membuat kinerja pasar saham menjadi turun dan investor institusi jadi menarik diri karena tidak ada appetite dari pasar," ucap Afifa.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru